Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong Desa Cisaat, Subang, Jawa Barat untuk masuk ke dalam Jaringan Desa Wisata (Jadesta) melalui keikutsertaan dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
“Desa wisata Cisaat adalah desa yang memiliki potensi daya tarik alam, budaya, dan produk ekonomi kreatif,” ujarnya saat kunjungan ke Desa Cisaat Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (5/3/2022).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendukung Desa Cisaat menjadi desa wisata yang masuk dalam Jadesta bersama 100 desa wisata lainnya.
“Insya Allah, Kabupaten Subang akan menjadi JAWARA (Jaya, Istimewa, dan Juara). ADWI 2022 masih dibuka pendaftarannya sampai 31 Maret 2022,” jelas Sandiaga.
Menparekraf mengapresiasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa yang memiliki slogan “Datang sebagai tamu pulang membawa ilmu” itu yang sudah mengambil peran untuk membangun potensi desa.
Jadi, dia menambahkan, dapat membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya agar masyarakat semakin sejahtera.
“Kami hadir mempersiapkan masyarakat untuk mengambil peluang-peluang ini dan diharapkan meningkatkan penghasilan bagi masyarakat,” ungkap Sandiaga.
Potensi Desa Cisaat yang bisa dikembangkan adalah potensi buah nanas, wisata edukasi susu sapi perah, dan satu program yang memiliki unsur keberlanjutan energi baru dan terbarukan, yaitu produk arang dari kayu mahoni yang sudah diekspor.
Menparekraf menjelaskan, desa ini pada tahun 2016 sudah ditetapkan oleh Bupati Subang sebagai desa wisata. Desa Wisata Cisaat juga menjadi desa wisata edukasi yang sudah didatangi 1.254 wisatawan pada 2016 dan pada tahun 2019 meningkat menjadi 1.850 wisatawan.
“Subang ini destinasi yang lokasinya tidak terlalu jauh dengan Jakarta dan menawarkan potensi yang menarik bagi wisatawan. Yang bisa diunggulkan adalah wisata edukasinya karena lain dari pada yang lain. Saya harapkan ini menjadi best practice bagi desa wisata lain,” tuturnya. I