Potensi Geothermal di Indonesia Capai 24.000 Megawatt

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan potensi energi panas bumi atau geothermal di Indonesia mencapai sekitar 24.000 Megawatt (MW), tetapi belum dioptimalkan dengan baik.

Bahkan, lanjutnya, proses perizinan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) bisa memakan waktu lima tahun hingga enam tahun.

Presiden menyatakan hal tersebut dalam sambutannya pada pembukaan Indonesia International Geothermal Convention and Exhibiton Tahun 2024 di Balai Sidang Jakarta (JCC), Jakarta.

“Tadi disampaikan oleh Pak Menteri ESDM, seingat saya sudah pergi ke tiga lokasi pembangkit listrik tenaga panas bumi. Yang saya heran saat itu peluangnya besar, artinya banyak investor yang mencari energi hijau, EBT (Energi Baru dan Terbarukan) dan potensinya ada 24.000 megawatt. Sudah kita kerjakan, tetapi kok tidak berjalan secara cepat,” ujarnya.

Seperti yang disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Presiden menjelaskan, penyebabnya adalah proses perizinan untuk membangun PLTP yang membutuhkan waktu lama.

“Dan ketahuan tadi seperti disampaikan oleh Pak Menteri ESDM, ternyata untuk memulai konstruksi dari awal sampai konstruksi urusan perizinan bisa sampai lima tahun hingga enam tahun,” ungkapnya.

Kepala Negara menilai hal ini yang mestinya paling cepat harus dibenahi terlebih dahulu agar dari 24.000 Megawatt yang baru dikerjakan hanya 11% itu bisa segera dikerjakan oleh para investor, sehingga memiliki tambahan listrik hijau yang lebih banyak.

Jokowi membayangkan bahwa tidak semua investor bisa sabar jika harus menunggu sampai lima tahun hingga enam tahun hanya untuk mengurus perizinan.

Bahkan, Presiden pun berkelakar bahwa dia juga tidak sanggup jika harus menunggu selama itu.

“Karena kalau nunggu, bayangkan nunggu untuk memulai konstruksi saja sampai lima tahun hingga enam tahun. Itu kalau orang tidak sabar, kalau investornya tidak sabar tidak mungkin mau mengerjakan, nunggu sampai enam tahun. Kalau saya, tidak kuat, meskipun banyak yang menyampaikan saya sabar, tetapi untuk nunggu enam tahun tidak kuat,” tuturnya.

Baca Juga:  KOTA BEKASI HADIR PADA RAKERDA DEKRANASDA PROVINSI JABAR

Untuk itu, Presiden kembali menekankan agar potensi energi panas bumi sebesar 24.000 MW tersebut dapat dioptimalkan sebaik-baiknya guna mendukung pengembangan energi hijau.

“Indonesia sebagai pemilik potensi besar geothermal yang diperkirakan mencapai 40% dari potensi dunia, sekali lagi memiliki banyak peluang untuk dikembangkan, karena saat ini baru 11% yang termanfaatkan dari potensi yang ada,” jelasnya. I

Kirim Komentar