Potensi Industri Kereta Api Tembus Rp1.572 Triliun

Sampai dengan saat ini, kebutuhan kereta api di tanah air terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan jalur yang menghubungkan pusat – pusat ekonomi baru.

Bahkan, mobilitas penumpang dalam lima tahun ke depan diprediksi tumbuh 10,6% per tahun, sedangkan angkutan barang mencapai 12,3% per tahun.

Oleh karena itu, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menekankan pentingnya pendalaman struktur industri dalam negeri untuk memperkuat daya saing sektor perkeretaapian nasional, misalnya didukung dari industri berbasis logam.

“Selain mengoptimalkan kebutuhan pasar domestik, Kementerian Perindustrian juga terus mendorong industri kereta api bisa merebut peluang pasar ekspor,” katanya.

Hal ini mengacu pada laporan Grand View Research (2023) bahwa potensi pasar global untuk sarana kereta api diperkirakan mencapai US$ 96,5 miliar pada tahun 2030 atau setara Rp1.572 triliun (kurs Rp 16.300), dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,3%.

“Asia Pasifik disebut sebagai pasar terbesar, termasuk Indonesia yang menunjukkan tren positif untuk pertumbuhan moda transportasi kereta api,” ujar Faisol dalam keterangannya.

Wamenperin Riza turut mengapresiasi peran operator kereta api, seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Kereta Commuter Indonesia dan PT MRT Jakarta yang telah meningkatkan pelayanan, serta infrastruktur, sehingga menjadikan kereta api sebagai moda transportasi yang cepat, bersih, aman dan nyaman.

Lebih lanjut, Faisol menuturkan bahwa industri kereta api dalam negeri yang dimotori oleh PT INKA telah berinovasi menghasilkan produk – produk berstandar internasional dan ramah lingkungan, seperti kereta penumpang generasi baru, KRL, LRT, autonomous battery tram, serta sistem propulsi hybrid.

“Beberapa produk tersebut telah memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) antara 40% hingga 60%,” ungkapnya.

Baca Juga:  Baketrans Inisiasi Bahas Standar Perlengkapan Jalan dengan Jalur Kereta Api

Namun, Wamenperin Riza menggarisbawahi pentingnya pengembangan komponen – komponen strategis, seperti blok rem komposit dan roda kereta api.

Kebutuhan dalam negeri untuk komponen tersebut cukup besar setiap tahunnya, lebih dari 200.000 unit untuk blok rem komposit dan 30.000 unit untuk roda kereta api.

“Tantangan terbesar masih pada aspek pemenuhan spesifikasi teknis dan keterbatasan fasilitas uji dengan standar internasional untuk blok rem, serta tantangan produksi dan investasi pada industri roda kereta,” jelasnya.

Adapun komponen lain yang dinilai memiliki potensi pengembangan dalam negeri meliputi sistem propulsi dan kelistrikan, bahan baku dan komponen berbahan dasar logam, hingga komponen pendukung prasarana perkeretaapian.

Wamenperin Riza menekankan bahwa keberhasilan jangka panjang sektor ini bergantung pada daya saing, kompetensi dan reliabilitas rantai pasok yang terintegrasi, sehingga sinergi antara pemerintah, industri, serta akademisi menjadi kunci utama.

Melalui kolaborasi, lanjutnya, diyakini dapat mendukung terciptanya inovasi untuk kemajuan sektor industri dalam negeri.

“Kerja sama ini bisa dilakukan dengan perguruan tinggi atau para tenaga ahli. Jadi, kami akan mendorong peran kampus dalam pengembangan riset,” tegas Wamenperin Riza.

Dia menuturkan, dinamika global saat ini, sebagian besar negara sedang berupaya untuk membangun dan membangkitkan kembali sektor industrinya, seperti di Amerika Serikat, yakni Presiden Trump berupaya agar industri Amerika bisa masuk ke pasar global.

Oleh karena itu, Wamenperin Riza menambahkan, optimisme pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, salah satu yang dipacu adalah kontribusi dari sektor industri manufaktur.

“Apalagi, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam membangun sektor industri, dan banyak industri yang telah mampu berdaya saing secara global. Artinya, kita bukan bangsa konsumen, tetapi bangsa industri,” ungkapnya.

Baca Juga:  Cadangan Devisa November 2024 Capai US$150,2 miliar

Sementara itu, PT Industri Kereta Api (INKA) memegang peranan penting dalam upaya pengembangan industri perkeretaapian nasional melalui peningkatan TKDN dan pembangunan ekosistem supply chain berbasis kolaborasi lintas sektor.

INKA fokus pada pengembangan kemampuan desain dan perakitan lokal untuk komponen kereta api, seperti sistem propulsi (sistem penggerak), bogie (rangka roda) dan carbody (badan kereta) yang terbuat dari aluminium, serta stainless steel.

Produksi tersebut dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada komponen impor dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri, apalagi produk tersebut telah diekspor ke sejumlah negara, seperti Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia. I

Kirim Komentar