Kolaborasi dan sinergi berbagai pihak telah bekerja secara optimal dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat atau dikenal dengan Bumi Khatulistiwa.
Tidak terdeteksinya titik panas atau hotspot mendapat apresiasi dari Presiden Prabowo Subianto, yang disampaikan saat berdiskusi dalam jaringan, akhir pekan lalu.
Pada kesempatan itu, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan semua pihak dalam penanganan karhutla di Kalimantan Barat.
Presiden menekankan pentingnya sinergi lintas instansi untuk mengoptimalkan penanganan bencana asap.
Di sisi lain, Presiden Prabowo mengapresiasi atas upaya pantang menyerah sehingga titik panas menjadi nol atau zero yang terpantau pada Sabtu (2/8/2025).
“Kepala BNPB terima kasih atas keadaan yang sudah bisa dikendalikan dan tolong kepada semua pihak apabila masih ada titik api agar segera dipadamkan,” ujar Presiden dalam sambungan video bersama.
Apresiasi ini disampaikan secara jelas dan tegas dalam sambungan video bersama lintas kementerian dan lembaga serta unsur forkompimda di wilayah Kalimantan Barat.
Audiensi dengan presiden dilakukan secara daring dengan Kantor Gubernur Kalimantan Barat.
Sementara itu, Data Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mencatat dalam kurun waktu satu minggu terakhir terpantau jumlah titik panas yang berhasil diidentifikasi oleh citra satelit dan satgas udara maupun darat tercatat mencapai 855 titik panas. Luas lahan terdampak karhutla mencapai 1.149,02 hektare.
Menghadapi bencana asap, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat telah menetapkan status siaga Darurat Karhutla sejak 17 April 2025 dan akan berakhir pada 31 Oktober 2025.
Terkait dengan karhutla yang terjadi di Kalimantan Barat, Presiden Prabowo segera menginstruksikan kepada BNPB untuk melakukan berbagai upaya dan langkah strategis untuk penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
Langkah – langkah strategis tersebut dirumuskan dan bersinergi dengan berbagai pihak yang terlibat langsung dalam proses penanganan karhutla.
Dalam laporannya Kepala BNPB menyampaikan secara langsung kepada Presiden strategi dan langkah yang diambil, yaitu pertama, penguatan Satgas Darat yang terdiri dari personel gabungan BNPB, BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, relawan, Masyarakat Peduli Api, serta lintas kementerian dan lembaga.
Dalam satgas udara, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang terhitung mulai 4 Juli 2025 hingga 2 Agustus 2025, BNPB telah mengerahkan 2 unit pesawat Cessna Caravan untuk melakukan OMC dan telah dilaksanakan selama 68 jam 2 menit sebanyak 31 sortie dan telah menyebar bahan semai sebanyak 35.400 kg di atas langit Kalimantan Barat, serta akan terus dilakukan berdasarkan prakiraan cuaca dan rekomendasi BMKG.
Satgas udara tersebut juga diperkuat dengan patroli udara menggunakan 2 unit helikopter patrol dengan tipe Bell 206 L3 dan AS 350 B3 untuk memantau dan menemukan titik api di Bumi Khatulistiwa.
Helikopter pengebom air atau water bombing disiagakan untuk membantu satgas darat dalam menjangkau titik api dan titik panas.
Water bombing dengan menggunakan 2 unit helikopter water bombing untuk melakukan pemadaman titik api yang tidak bisa dijangkau oleh satgas darat.
Kemudian, satgas penegakan hukum yang telah melakukan penyegelan pada empat perusahaan di bidang kehutanan yang beroperasi di wilayah Kalimantan Barat.
“Kami laporkan kesimpulan sampai dengan tanggal 2 Agustus 2025, kami pastikan situasi penanganan karhutla di Indonesia terkendali, ” ujar Suharyanto melalui sambungan video bersama dengan Presiden Prabowo.
Berdasarkan data yang diterima oleh BNPB pada Sabtu (2/8) dilaporkan bahwa semua titik panas yang membakar Kalimantan Barat menjadi nol titik panas.
Tentunya keberhasilan ini merupakan kerja keras semua pihak yang tidak pernah lelah dalam memberikan sumbangsih tenaga dan pikiran untuk focus, serta memberikan yang terbaik dalam penanganan karhutla di Kalimantan Barat.
“Masih ada dua provinsi di Kalimantan yang masih dalam pemantauan dan belum menetapkan status kedaruratan yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan karena pemerintah daerah masih bisa menangani, apabila ada peningkatan ekskalasi kami akan lakukan strategi penanggulangan, yaitu perpaduan yang seimbang dan serasi antara operasi darat, operasi modifikasi cuaca dan operasi udara melalui heli patroli dan heli water bombing, ” tutur Suharyanto.
Konferensi video dengan Presiden Prabowo Subianto pada hari ini juga dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan beserta jajaran forkompimda Kalimantan Barat.
BNPB terus mengimbau semua pihak agar tetap waspada serta bersinergi dan tidak lengah, terutama menjelang puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi dalam waktu dekat. I