Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meresmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10/2021)
“Kita memang ingin Pelabuhan Labuan Bajo yang lama bersih. Karena di sana adalah kawasan wisata. Sehingga kita geser ke sini untuk terminal (khusus logistik). Saya apresiasi Terminal ini bisa dikerjakan dengan cepat yang dimulai pada Agustus 2020,” kata presiden.
Menurut Joko Widodo (Jokowi) Terminal Multipurpose Wae Kelambu menjadi pelabuhan logistik yang besar, sehingga dalam jangka 10 tahun hingga 15 tahun kedepan masih dapat digunakan mendistribusikan barang-barang logistik di NTT dan sekitarnya.
“Biaya logistik kita dibanding negara tetangga masih jauh tertinggal. Biaya logistik mereka hanya 12%, tapi kita masih 23% lebih. Artinya, ada yang tidak efisien. Maka itu dibangunlah infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, bandara dan lain-lain, karena kita ingin barang-barang kita bisa bersaing dengan negara lain,” ungkap presiden.
Selain meresmikan terminal khusus logistik di Wae Kelambu, Presiden juga sekaligus meresmikan penggabungan PT Pelindo I hingga Pelindi IV menjadi satu, yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).
Presiden mengapresiasi, setelah menunggu selama tujuh tahun, akhirnya penggabungan Pelindo dapat direalisasikan hari ini.
Jokowi berharap, biaya logistik Indonesia bisa bersaing dengan negara lain, memiliki jaringan yang luas dan terkoneksi dengan negara-negara lain, serta bisa masuk ke dalam Supply Chain Global.
Sementara itu, Menhub menuturkan, pembangunan Terminal Multipurpose ini dimulai Kemenhub pada Agustus 2020, sebagai tindak lanjut arahan Presiden Jokowi untuk menjadikan Pelabuhan Labuan Bajo di pusat kota sebagai area pariwisata utama, sedangkan Pelabuhan bongkar muat dipindahkan ke Wae Kelambu.
“Pembangunan terminal ini menggunakan dana APBN dan BUMN, dimana pembangunan sisi laut dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya. Pembangunan infrastruktur dari sisi darat dikoordinasikan oleh PT Pelindo III (yang sekarang menjadi PT Pelabuhan Indonesia) dan dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya,” tutur Menhub.
Pelabuhan ini fokus melayani lalu lintas logistik dan kegiatan bongkar muat komoditas seperti peti kemas, general cargo dan curah cair, seperti ditetapkan dalam Rencana Induk Pelabuhan Labuan Bajo yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 117 Tahun 2021.
Adapun fasilitas utama dari infrastruktur sisi laut yang telah dibangun antara lain Dermaga (120 x 20) meter persegi, Trestle (60 x 12) meter persegi, Causeway (690 x 20) meter persegi dengan lebar jalan 10,5 meter.
Selain itu, Container Yard (tiga hektare), Gedung KSOP Kelas III Labuan Bajo 378 meter persegi, dan kolam pelabuhan yang dapat disandari kapal hingga berukuran 25.000 DWT. B