Dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, PT Pupuk Indonesia (Persero) melakukan proyek revitalisasi pabrik pupuk yang sudah tua.
Melalui anak perusahaannya PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri), PT Pupuk Indonesia mulai membangun pabrik Pusri IIIB di Palembang.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menyatakan, nilai proyek pembangunan pabrik ini sebesar US$670,2 miliar atau setara dengan Rp10,52 triliun (kurs Rp15.702).
“Total nilai Kredit Investasi (KI) yang digelontorkan sebesar Rp9,317 triliun dan nilai proyek Pembangunan Pusri-lIIB sebesar US$670 miliar atau Rp10,52 triliun,” katanya saat penandatanganan Perjanjian Kredit Pendanaan dan Engineering Procurement Construction (EPC) Proyek Pusri IIIB di The Langham Hotel, Jakarta.
Dia menjelaskan, proyek Pusri IIIB ini akan dibangun di komplek PT Pusri di Palembang dan menggantikan pabrik Pusri III dan IV yang saat ini masih beroperasi.
Tidak hanya itu, proyek ini disebut akan menerapkan teknologi low energy, sehingga bisa membantu menghemat konsumsi gas bumi dan ramah lingkungan.
Proyek ini juga dilaksanakan dengan mekanisme Sindikasi yang terdiri dari delapan perbankan BUMN dan Swasta, yakni BNI, Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA).
Kemudian, ada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Jabar Banten (BJB), dan Bank Somsel Babel (BSB).
“Kami menyambut baik para pihak bank BUMN maupun swasta yang berkomitmen mendanai proyek revitalisasi proyek ini. Dengan begitu, pabrik Pusri-III dan IV yang lama akan digantikan dengan pabrik Pusri IIIB dengan teknologi baru, sehingga dapat meningkatkan operational excellence,” ungkap Rahmad. I