PT Pupuk Indonesia (Persero), holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pupuk dan bahan kimia di Indonesia, menggandeng perusahaan asal Malaysia, Petronas Chemicals Group Berhad (PCG), untuk memperkuat rantai pasok pupuk di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, kemitraan strategis ini menjadi bukti nyata komitmen kami untuk terus membangun industri pupuk nasional yang efisien, berdaya saing dan berkelanjutan.
Dia menuturkan penandatanganan kelanjutan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua perseroan dapat membuka peluang kolaborasi lebih luas dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan regional, serta mendorong hilirisasi industri pupuk dan petrokimia di Indonesia.
Kolaborasi tersebut mencakup penjajakan potensi sinergi dari pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, hingga penguatan tata kelola perusahaan di bidang Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (Health, Safety, and Environment/HSE).
Dia berharap kerja sama tersebut bisa menjadi katalis penguatan industri pupuk dan petrokimia nasional yang lebih berkelanjutan, efisien dan mampu memenuhi kebutuhan pangan kawasan.
“Ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat hilirisasi industri nasional serta peningkatan kehandalan operasional pabrik pupuk,” tutur Rahmad.
Selain itu, kedua perusahaan juga menyepakati studi kelayakan bersama (Joint Feasibility Study Agreement) untuk pengembangan teknologi pabrik metanol guna memperkuat hilirisasi industri petrokimia di Indonesia.
Dia menyatakan, upaya tersebut merupakan strategi ekspansi dan diversifikasi lini usaha nonpupuk Pupuk Indonesia secara berkelanjutan.
Melalui pengembangan metanol di dalam negeri, Pupuk Indonesia berharap dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan mendorong kemandirian energi nasional.
“Kami percaya kolaborasi seperti ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan global, sekaligus mewujudkan ketahanan pangan di skala regional yang lebih tangguh,” jelas Rahmad. I