Sebanyak 81% Perusahaan di Indonesia Belum Siap Mengadopsi AI

Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) terus menjadi fokus utama transformasi digital di berbagai sektor industri.

Meski minat perusahaan terhadap AI meningkat, hasil survei Cisco AI Readiness Index 2025 menunjukkan kenyataan yang berbeda, yakni hanya 19% perusahaan di Indonesia yang dinilai siap mengadopsi AI, sehingga 81% perusahaan lainnya masih belum memiliki fondasi yang memadai untuk memanfaatkan AI secara efektif.

Angka ini menunjukkan adanya celah besar antara ambisi dan kesiapan infrastruktur.

Banyak perusahaan ingin memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas, operasional hingga inovasi layanan.

Namun, AI bukan sekadar implementasi teknologi baru, melainkan membutuhkan kesiapan mendasar mulai dari data, keamanan, jaringan hingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.

Sejumlah faktor menjadi hambatan utama dalam adopsi AI. Infrastruktur yang belum matang, sistem data yang tidak tertata, kurangnya tenaga ahli dan investasi keamanan yang masih minim menjadi tantangan yang sering muncul.

Menurut Direktur PT Nusa Network Prakarsa Edward, sebagian besar perusahaan ingin masuk ke AI, tetapi belum memiliki fondasi teknologi yang memadai.

Dia melihat banyak perusahaan terlalu fokus mengejar tren, tanpa mempertimbangkan kesiapan infrastruktur yang menjadi prasyarat utama.

“Sebagian besar perusahaan ingin masuk ke AI, tetapi ekosistem dasarnya belum siap. Infrastruktur jaringan belum terintegrasi, data masih tersebar di banyak sistem dan standar keamanannya belum mendukung automasi berbasis AI. Kalau fondasi ini tidak diperkuat terlebih dahulu, penerapan AI justru bisa membawa risiko baru bagi perusahaan,” jelas Edward.

PT Nusa Network Prakarsa adalah perusahaan system integrator terkemuka di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dalam menghadirkan solusi teknologi inovatif bagi berbagai sektor industri.

Dengan pengalaman lebih dari satu dekade sebagai mitra terpercaya dalam integrasi sistem, PT Nusa Network Prakarsa berkomitmen untuk menyediakan solusi teknologi canggih yang mendorong pertumbuhan dan transformasi bisnis.

Baca Juga:  OMC Riau Akan Dilanjutkan Selama Lima Hari

Menurut Edward, AI bukan solusi instan dan perusahaan harus membangun kesiapan dari bawah, mulai dari memperkuat perangkat keras, menata arsitektur jaringan, memperkuat keamanan, sampai menyusun tata kelola data.

Dia menegaskan bahwa data merupakan fondasi utama, jika data tidak terintegrasi, tidak real time atau tidak konsisten, maka output AI akan jauh dari optimal dan hal sering terjadi pada banyak perusahaan di Indonesia.

Sebagai perusahaan system integrator terkemuka di Indonesia, Nusa Network Prakarsa menyediakan solusi end to end mulai dari security infrastructuremanaged services, IoT solution hingga pembangunan data center dan network infrastructure untuk berbagai kebutuhan bisnis.

Seluruh layanan ini dirancang untuk membantu perusahaan membangun fondasi teknologi yang kuat dan siap menghadapi percepatan transformasi digital.

Nusa Network Prakarsa fokus pada desain arsitektur yang tepat, implementasi sistem yang terintegrasi dan pemeliharaan berkelanjutan agar seluruh infrastruktur bekerja optimal, serta aman.

Pendekatan ini memastikan perusahaan dapat menyiapkan ekosistem teknologi yang matang sebelum mengadopsi solusi AI. I

 

Kirim Komentar