Seminar Nilai Ekonomi Karbon untuk Transportasi Udara Diselenggarakan Kemenhub

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud Kemenhub) mengadakan Seminar Nilai Ekonomi Karbon (NEK) Subsektor Transportasi Udara dan Sustainable and Resilient Airport di Sentul, Jawa Barat pada Kamis (30/5/2024).

Seminar ini sebagai upaya dalam menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) untuk Pencapaian Target Kontribusi yang ditetapkan secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.

Hadir sebagai narasumber dan peserta dari Kementerian dan Lembaga terkait, maskapai penerbangan nasional, termasuk AirAsia Kuala Lumpur serta Tim Rencana Aksi NasionalĀ  Gerakan Rumah Kaca (RAN GRK) Ditjen Hubud.

“Penerapan Nilai Ekonomi Karbon menjadi salah satu instrumen dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia yang pelaksanaannya dilakukan melalui mekanisme perdagangan karbon, pembayaran berbasis kinerja, pungutan atas karbon, dan mekanisme lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Capt. Sigit Hani Hadiyanto.

Dia menjelaskan, penetapan NEK mendorong investasi hijau, mengatasi celah pembiayaan perubahan iklim dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

NEK pun, Capt. Sigit menambahkan, tentunya berperan sebagai mitigasi kondisi geografis dan klimatologis, peningkatan kasus bencana hidrometeorologi dan kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan iklim yang disebabkan oleh perubahan iklim di Indonesia.

“Ke depan, sektor transportasi udara Indonesia berkomitmen untuk dapat memenuhi Pencapaian Target Kontribusi penurunan emisiĀ  yang ditetapkan secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional,” tuturnya.

Seminar ini sekaligus mensosialisasikan hasil pertemuan ICAO Seminar on Green Airports yang diselenggarakan pada 18 – 19 April 2024 di Athena, Yunani.

Kehadiran delegasi Indonesia merupakan bukti bahwa Indonesia mempunyai peranan penting dalam penanganan isu lingkungan.

Baca Juga:  Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05% di Tahun 2023

“Dengan demikian transisi energi ke energi terbarukan menjadi suatu keharusan untuk masa yang akan datang. Guna menyukseskan program transisi energi tersebut diperlukan dukungan semua pihak,” ungkapnya. I

Kirim Komentar