Bandar Udara (Bandara) Aji Pangeran Tumenggung (A.P.T.) Pranoto yang ada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur di Kota Samarinda, Kalimantan Timur ini berhasil menerima sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan (SMP).
Sertifikat tersebut sesuai dengan Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Nomor 3 Tahun 2020 oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Tidak hanya itu, sertifikasi tersebut juga menjadi bukti nyata bahwa komitmen Bandara A.P.T. Pranoto dalam memastikan keamanan maksimal pada objek vital strategis.
BNPT menyerahkan sertifikat Penerapan Pedoman Perlindungan Sarana dan Prasarana Objek Vital Strategis dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme kepada 16 pengelola objek vital strategis di Jakarta pada Kamis (19/12/2024).
Plt Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol. Imam Margono mengatakan, pemberian sertifikat ini merupakan bentuk apresiasi kepada pengelola objek vital strategis yang telah menerapkan standar minimum pengamanan sesuai Peraturan BNPT Nomor 3 Tahun 2020.
Menurutnya, hal ini merupakan tonggak penting dalam memperkuat perlindungan terhadap objek vital yang memiliki peran krusial bagi keberlangsungan negara.
“Kami memberikan sertifikat ini sebagai bentuk apresiasi kepada pengelola objek vital strategis yang telah menerapkan standar minimum pengamanan sesuai Peraturan BNPT Nomor 3 Tahun 2020,” katanya.
Imam Margono juga menyebutkan bahwa pemberian sertifikat ini merupakan bagian dari upaya mendukung prioritas pemerintah dalam memperkuat sistem pertahanan dan keamanan nasional.
“Langkah ini sejalan dengan komitmen Presiden untuk mendukung sektor-sektor penting seperti swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, dan ekonomi biru,” ujarnya.
Dengan penyerahan sertifikat ini, BNPT berharap agar objek vital yang telah memenuhi standar pengamanan dapat meningkatkan upaya mitigasi terhadap ancaman terorisme yang terus berkembang.
Kedepan, BNPT akan terus memperkuat kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk perusahaan BUMN yang mengelola objek vital. “Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kapasitas dalam menghadapi ancaman terorisme yang semakin kompleks.”
Mengenai komitmen, Kepala Bandara (Kabandara) A.P.T. Pranoto Maeka Rindra Hariyanto menegaskan bahwa Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas I ini secara terus menerus memastikan keamanan secara maksimal pada objek vital strategis.
Bahkan, lanjutnya, kenyamanan dan keselamatan untuk seluruh pengguna jasa Bandara A.P.T. Pranoto secara optimal diperhatikan, mengingat tujuan utama dari keselamatan penerbangan adalah agar semua penyedia jasa penerbangan mencapai kemampuan untuk memprediksi kejadian dan bersiap untuk mengurangi skenario risiko setiap kali bahaya muncul.
Apalagi bandara merupakan salah satu objek vital strategis yang bisa saja menjadi target serangan terorisme, karena memiliki dampak yang luas terhadap hajat hidup orang banyak, stabilitas politik, ekonomi dan ketahanan negara.
“Banyak hal yang harus menjadi perhatian mengenai kenyamanan, keamanan dan juga keselamatan penerbangan, sehingga Bandara A.P.T. Pranoto memperhatian semua hal yang berhubungan dengan bandara, baik internal maupun eksternal,” tuturnya.
Menurut Maeka, setidaknya ada tiga program yang diterapkan di Bandara A.P.T. Pranoto, yakni peningkatan pelayanan, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga pemenuhan standar fasilitas yang tersedia.
Sebagai bandara, A.P.T. Pranoto, yang sejak awal proyek dulu telah dikenal sebagai New Samarinda Airport (NSA), terus berbenah mewujudkan sebagai hub penting di Pulau Kalimantan.
Bahkan, demi memberikan layanan yang lebih cepat, mudah dan transparan, Bandara A.P.T. Pranoto meluncurkan aplikasi pelayanan online berbasis web agar dapat diakses di segala tempat dan memudahkan dalam pembuatan pas bandara.
Demikian juga untuk pelayanan penerbangan, manajemen Bandara APT Pranoto Samarinda memastikan kesiapan kapan saja melayani penerbangan malam hari dari dan ke Samarinda, dari maskapai nasional.
Apalagi mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lainnya semakin meningkat, tidak hanya melalui jalur darat dan laut, tetapi begitu juga menggunakan transportasi udara.
Bahkan, jalur transportasi udara memiliki kelebihan, tidak hanya efisien waktu, melainkan juga efisien biaya dan membuka perekonomian baru di daerah yang memiliki bandara. I