Simulasi Evakuasi Serentak Empat Provinsi Antisipasi Bencana Megathrust

Suara kentongan dan sirine meraung-raung menjadi pertanda peringatan dini adanya potensi tsunami mengintai warga Kampung Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Peringatan dini ini dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kurang dari 5 menit sejak terjadi gempabumi Magnitudo (M) 8.7 di zona subduksi Megathrust Selat Sunda, dengan kedalaman 10 kilometer (km).

Mendengar adanya peringatan dini ini, warga secara serentak keluar dari rumahnya dan bergerak menuju lokasi titik kumpul atau Tempat Evakuasi Sementara (TES) di masjid Kampung Tembong.

Evakuasi para warga dibantu koordinator Desa Tangguh Bencana (Destana) yang berkoordinasi dengan semua anggota di bawahnya untuk bergerak sesuai tanggung jawab dan kewenanganya.

Sesuai arahan kepala desa, evakuasi diprioritaskan bagi kaum rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, difabel, warga yang terluka dan lansia.

Warga menggunakan peralatan sederhana dan mudah digunakan untuk mengangkut warga yang terluka.

Evakuasi dipermudah dengan rambu-rambu jalur evakuasi yang telah terpasang.

Wargapun sampai di lokasi akhir evakuasi, dengan para petugas medis telah menunggu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi yang terluka.

Skenario di atas merupakan latihan simulasi bencana gempabumi dan tsunami Megathrust di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Latihan ini melibatkan 200 orang yang terdiri dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Carita, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Linmas RT, aparat desa, kelompok nelayan desa, hingga masyarakat umum.

BNPB dibantu pemerintah daerah menginisiasi simulasi evakuasi mandiri secara serentak di empat lokasi.

Selain di Kabupaten Pandeglang Banten, simulasi juga dilakukan di tiga kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatra Barat, Kabupaten Pangandaran Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Sebelum dilakukan simulasi evakuasi, masing-masing daerah terlebih dahulu menggelar apel kesiapsiagaan.

Baca Juga:  RENCANA KOTA SERANG LARANG PENGGUNAAN PLASTIK

Apel kesiapsiagaan di Kabupaten Pandeglang melibatkan 500 personil yang terdiri dari OPD terkait di pemerintah Kabupaten Pandeglang, Muspida, Basarnas, BMKG, relawan, komunitas penggiat bencana, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga masyarakat setempat.

Raditya Jati, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB dalam arahannya saat memimpin apel menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dan latihan evakuasi mandiri secara berkala untuk menyikapi potensi megathrust Selat Sunda.

“Masyarakat dan pemerintah daerah tidak perlu berlebihan dalam menyikapi informasi potensi megathrust ini. Mari jadikan momentum ini untuk mengingatkan kita semua melatih kembali individu, keluarga dan komunitas untuk bisa melakukan evakuasi secara mandiri, cek kembali jalur evakuasi, memelihara bangunan shelter evakuasi dan melatih kembali sistem komunikasi risiko berbasis komunitas,” jelasnya.

Kabupaten Pandeglang dipilih menjadi salah satu lokasi apel kesiapsiagaan dan simulasi serentak bukan tanpa alasan.

Pandeglang memiliki bibir pantai sepanjang 307 km, meliputi 10 kecamatan dan 56 desa yang sangat berpotensi terdampak bencana Megathrust.

BNPB berharap kegiatan apel kesiapsiagaan dan simulasi evakuasi yang dilaksanakan secara serentak ini dapat membangun dan melatih kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan Megathrust Sumatra dan Jawa.

Pada kesempatan ini BNPB juga memberikan dukungan logistik dan peralatan penanganan siaga darurat bencana Hidrometeorologi, geologi atau Megathrust kepada pemerintah Kabupaten Pandeglang.

Bantuan itu berupa 2 unit tenda pengungsi, 30 unit tenda keluarga, 30 unit velbed, 2 unit light tower, 2 unit genset, 200 lembar matras, 200 lembar selimut, 50 lembar kasur lipat, 200 paket hygiene kit, 200 paket sembako, dan dana siap pakai sebesar Rp200 juta. I

 

Kirim Komentar