Stok Beras Nasional Aman dan Distribusi SPHP Terus Diperluas

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan ketersediaan (stok) beras nasional berada dalam kondisi aman.

Pasalnya, kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) pemerintah saat ini memiliki Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang kuat yang tersimpan di gudang – gudang Bulog dan siap didistribusikan untuk Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Cadangan pangan kita cukup. Saat ini, distribusi harian sekitar 3.000 ton dan akan terus ditingkatkan,” katanya usai menjadi pembicara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Brawijaya 2025, Kota Malang, Jawa Timur, belum lama ini.

Sebisa mungkin, dia menambahkan, segera mencapai 7.000 ton setiap hari yang terdistribusi melalui operasi pasar dan banyak saluran.

Wamentan mengungkapkan bahwa operasi pasar dan pendistribusian beras SPHP melibatkan berbagai pihak untuk menjangkau masyarakat luas.

“Ini melibatkan semua unsur baik perdagang pasar kemudian retail modern bahkan melibatkan TNI, Polri dan semua BUMN dan seterusnya. Insyaallah ini aman,” ujarnya.

Dia menuturkan, periode saat ini adalah masa standing crop, sehingga pada masa ini, tidak terdapat panen maupun penanaman baru.

“Untuk itu, stok hasil panen raya sebelumnya dimanfaatkan secara optimal guna menjaga pasokan,” ungkapnya.

Wamentan menegaskan, pemerintah menargetkan hingga akhir Desember 2025 dapat menggelontorkan 1,3 juta ton beras SPHP dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500 per kilogram.

“Intinya, beras SPHP itu dari gudang Bulog harganya Rp11.000, kemudian oleh pedagang dijual maksimal Rp12.500 HET, yang jelas saya pastikan dengan situasi ini, cadangan pangan kita cukup,” tegasnya.

Wamentan juga meluruskan permasalahan terkait dengan isu impor pangan bahwa kebijakan impor hanya dilakukan untuk komoditas yang belum bisa diproduksi optimal di dalam negeri, seperti gandum dan kedelai.

“Semangat kita adalah mengurangi volume impor dari tahun ke tahun sambil meningkatkan produksi domestik. Saat ini, kita sudah tidak mengimpor beras, jagung, gula konsumsi dan garam konsumsi. Nanti tahun depan, selain impornya dikurangi, kita mesti tingkatkan ekspor produk, seperti perkebunan,” tuturnya.

Baca Juga:  Kondisi Memprihatinkan Provinsi Baru di Papua

Dengan langkah – langkah tersebut, Wamentan optimistis harga pangan pokok, khususnya beras, dapat dikendalikan, sedangkan keberlanjutan produksi dalam negeri terus ditingkatkan sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian pangan nasional. I

 

 

 

Kirim Komentar