Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) akan menggelar groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan Taman Parapuar sebagai daya tarik baru dan salah satu destinasi wisata alternatif di kawasan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Plt Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh dalam The Weekly Brief With Sandi Uno mengatakan, rencananya ground breaking ini dilaksanakan pada 8 Agustus 2024.
“Kami berharap dengan hadirnya Taman Parapuar sebagai salah satu kawasan dan destinasi baru, akan membuat wisatawan punya lebih banyak lagi pilihan saat berwisata ke Labuan Bajo juga Flores NTT pada umumnya,” katanya.
Frans menuturkan, Taman Parapuar lokasinya sangat strategis di pusat kota Labuan Bajo.
Wisatawan hanya membutuhkan waktu lima menit dari Bandara Internasional Komodo dan tujuh menit dari kawasan Marina Waterfront.
“Jadi saya kira ini satu lokasi yang strategis yang bisa diakses dengan mudah dan berada di ketinggian kurang lebih 238 meter di atas permukaan laut. Jadi pemandangannya sangat challenging, kita bisa menikmati sunset dan sunrise,” jelasnya.
Tidak hanya itu, taman ini juga mengusung konsep wisata alam di dalam hutan, sehingga Taman Parapuar bisa menjadi destinasi wisata alternatif di Labuan Bajo menjelang uji coba penerapan penutupan berkala dan sistem buka tutup di Taman Nasional Komodo pada tahun 2025.
“Upaya konservasi dari Taman Nasional ini benar-benar kami perhatikan dan tentu saja ini sebagai salah satu sumbangsih agar kita bisa melestarikan alam dan keindahan itu kita coba menjaga ekosistemnya. Kita ingin mendorong Parapuar ini menjadi salah satu destinasi alternatif yang dapat itu dikunjungi dengan mengutamakan kearifan lokal,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Nia Niscaya menambahkan, pembangunan Taman Parapuar diharapkan bisa menjadikan Labuan Bajo sebagai salah satu pilihan destinasi wisata di Indonesia selain Bali.
Pasalnya, Labuan Bajo kini telah menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Berdasarkan data dari Global Dystribution System (GDS), pada tahun 2024 terdapat 4.137.720 pencarian terkait Labuan Bajo dan memang Labuan Bajo ini menjadi destinasi pelengkap di Indonesia selain Bali,” ungkap Nia.
Dia menambahkan, dalam kurun waktu Januari – Juli 2024, volume pencarian Labuan Bajo ini telah mendekati angka tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023, volume pencarian Labuan Bajo sepanjang Januari -Desember sebanyak 4.899.240 pencarian.
Pada tahun ini, tercatat lima besar negara yang banyak melakukan pencarian terkait Labuan Bajo adalah Singapura (285K), China (233K), Malaysia (231K), Hong Kong (103K), dan Australia (66,2K).
“Ini menunjukkan bahwa Labuan Bajo sudah semakin dicari dan diminati, kami berharap dengan hadirnya daya tarik atau atraksi baru ditambah meningkatnya penerbangan langsung ke wilayah ini, maka akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang pada akhirnya menaikkan kesejahteraan masyarakat dari kegiatan pariwisata,” tutur Nia Niscaya. I