Budidaya Cabai Merah di bersama Kelompok Tani III di Link. Cipugur Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Walantaka telah menghasilkan tanaman cabai yang siap dipanen pada Rabu (22/2/2023).
Di lahan seluas dua hektare, Kelompok Tani III telah menghasilkan 7 ton hingga 8 ton cabai per hektarenya. Bahkan, dalam sekali tanam bisa menghasilkan 12 kali hingga 25 kali petik (panen).
Program Pemerintah Kota (Pemkot) Serang ini juga didukung oleh Bank Indonesia (BI) dalam rangka ikut serta menekan inflasi di Kota Serang.
Dari delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten, Kota Serang menjadi daerah dengan inflasi tertinggi, dengan program ini Pemkot Serang telah menekan angka Inflasi di Kota Serang dengan cara menginisiasi lahan yang belum diolah agar bisa menghasilkan.
“Salah satu pemicu inflasi itu adalah harga cabai, untuk itu pemerintah daerah melalui Kadis Pertanian menginisiasi lahan-lahan yang masih tidur untuk diolah dengan baik dan menghasilkan,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang Nanang Saefudin.
Nanang berharap, dengan Panen Raya di Link. Cipugur ini bisa menarik minat masyarakat untuk menanam bahan pokok lainnya.
“Percontohannya di sini, ini rule model mudah mudahan hasilnya baik dan kita sosialisasikan ke masyarakat lalu banyak masyarakat yang menanam cabai, tapi jangan cabai semua, nanti harganya turun kasihan kelompok tani,” jelasnya.
Nanang memperingatkan para pengepul yang akan datang untuk tidak mendistribusikan hasil panen ke luar Kota Serang dan pihaknya akan mengawasi para pengepul yang akan mendistribusikan hasil panen Kota Serang.
“Dipasarkan tapi tidak boleh keluar dari Kota Serang, karena perjanjiannya tidak boleh dibawa ke pasar induk di luar Kota Serang. Para pengepul yang datang kita pastikan yang mendistribusikan ke Kota Serang,” jelasnya.
Kadis Pertanian Kota Serang Sony August menyatakan, pihaknya juga sedang fokus dalam penanaman beras yang dilaksanakan di lahan aset Pemkot Serang seluas 376 hektare yang akan menjamin 46% ketahanan pangan masyarakat Kota Serang.
“Yang pasti, kita sedang fokus ke beras dengan aset tanah 376 hektare, kalau dari produksi lahan itu sekitar 46% ketahanan pangan masyarakat Kota Serang itu aman dalam sektor beras,” tuturnya saat mendampingi Sekda Kota Serang.
Sebanyak 56% adalah sisanya yang dari luar dan dari lahan pribadi masyarakat Kota Serang.
Sony mengakui faktor cuaca menjadi alasan utama dalam penurunan produksi beras di Kota Serang, penyempitan irigasi dan turunnya PH tanah menjadi akibat dari curah hujan yang tinggi.
“Faktor menurunnya produksi beras diantaranya infrastruktur, irigasi itu sudah ada penyempitan karena sampah juga dan yang bisa mengontrol adalah petani dan penyuluh. Curah hujan yang cukup tinggi yang membuat PH tanah turun,” katanya.
Kota Serang masih memiliki 50 ton cadangan beras di gudang Bulog sebagai antisipasi bencana atau kejadian mendesak.
“Kalau cadangan beras di Kota Serang itu sekitar 50 ton beras yang disiapkan pemerintah daerah yang akan dikeluarkan jika ada musibah atau urgentsi dan kita titipkan ke Bulog,” jelas Sony. I