Trans Banjarmasin Terintegrasi dengan Transportasi Perairan dan Tidak Dipungut Bayaran

Prioritas Kegiatan Pembangunan Kota Banjarmasin 2021-2024 adalah mengintegrasikan transportasi sungai dan transportasi darat yang inklusif agar dapat diakses oleh semua warga tanpa terkecuali.

Wujud dari program ini, Pemkot. Banjarmasin menciptakan Trans Banjarmasin yang direncanakan 13 koridor sepanjang 189 km dan awal beroperasi tahun 2020. Hingga sekarang, tidak dipungut bayaran bagi warga yang menggunakannya.

Keberadaan Trans Banjarmasin dalam upaya Pemkot. Banjarmasin untuk menghidupkan kembali gairah warganya untuk menggunakan jasa layanan angkutan umum.

Sudah ada layanan angkutan umum berupa angkot, bajaj dan ojek. Namun, kondisi angkot yang ada tidak semakin membaik.

Manajemen pengelolaan perorangan dan tidak mendapat subsidi sangat berpengaruh dalam kelangsungan operasi dan pelayanan standar angkutan umum.

Informasi yang didapat dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin (2023), pada awal tahun 2020, Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin memulai suatu layanan angkutan massal dengan nama Trans Banjarmasin.

Layanan berfokus pada integrasi transportasi jalan hingga sungai dengan harapan akan berdampak pada perubahan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

Memulai mengoperasikan angkutan umum Trans Banjarmasin menggunakan kendaraan jenis Elf kapasitas 16 penunpang hingga 19 penumpang.

Layanan angkutan umum ini masih tanpa dipungut bayaran hingga sekarang dalam upaya untuk meningkatkan mobilitas menggunakan transportasi umum.

Layanan angkutan umum Trans Banjarmasin menyediakan rute-rute yang melewati fasilitas umum, swalayan, fasilitas kesehatan, tempat wisata, kawasan pendidikan hingga tempat bersejarah.

Kebutuhan layanan angkutan umum di Kota Banjarmasin direncanakan sebanyak 13 koridor sepanjang 186 km. Adapun koridor itu terdiri dari 9 koridor utama dan 4 koridor angkutan penyambung (feeder).

Awalnya dioperasikan dua koridor, yakni Terminal Antasari – Terminal Km. 6 sepanjang 15,6 km dan Terminal Antasari – RS Anshari Shaleh Kayu Tangi (15,4 km). Dua koridor tersebut dilayani dengan 6 unit armada.

Tahun berikutnya dioperasikan koridor Terminal Antasari – Mantuil (18,4 km). Total panjang layanan 49,4 km.

Hingga sekarang, Trans Banjarmasin memiliki 17 armada. Ada tambahan 4 unit armada tahun 2023 yang sebelumnya hanya 12 unit.

Baca Juga:  Masyarakat Terdorong Gunakan Transportasi Massal setelah Operasional BRT di Cekungan Bandung

Ketiga koridor ini melewati fasilitas Kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas, kemudian tempat Wisata Siring 0 kilometer dan Kuin Kacil Jembatan Bromo, serta pusat perbelanjaan dari tradisional dan modern.

Tahun 2024, ada penambahan koridor Sungai Andai ke Teluk Tiram sepanjang 16 km dengan 8 unit armada bus.

Tersedia 6 unit kendaraan untuk cadangan apabila terjadi kendala teknis, supaya layanan tetap terus berjalan.

Secara rutin, pengelola Trans Banjarmasin juga melakukan pengecekan atau kelaikan unit sebelum memulai operasional.

Terminal Antasari sebagai salah satu komponen penting bagi sistem transportasi Kota Banjarmasin.

Fungsi utama menjadi tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Terminal Antasari menjadi titik integrasi layanan Trans Banjarmasin.

Sementara itu, pengemudi adalah bagian penting dalam pelaksanaan layanan Trans Banjarmasin untuk mengoperasikan armada.

Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin melakukan rekrutmen pengemudi dengan memprioritaskan pembinaan dan pengembangan para pengemudi angkutan umum kota yang sudah ada.

Namun, kualifikasi tetap memperhatikan kenyamanan dan keselamatan berkendara. Total pengemudi yang mengoperasikan Trans Banjarmasin sebanyak 30 orang.

Halte dan Wayfinding

Sebagai salah satu fasilitas penunjang Trans Banjarmasin untuk turun naik penumpang, Sampai pertengahan tahun 2023 telah tersedia 28 halte. Bangunan halte dirancang menarik didominasi warna biru dan silver membuat halte terlihat dinamis serta minimalis.

Berharap dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Kota Banjarmasin untuk menggunakan angkutan umum, serta memberikan rasa nyaman pada saat menunggu Trans Banjarmasin.

Sebagai salah satu media informasi layanan Trans Banjarmasin terkait jadwal operasional, rute layanan untuk titik yang secara luasan tidak memungkinkan dibangun halte. Sampai pertengahan tahun 2023 telah menyediakan 28 bangunan wayfinding yang tersebar di 3 koridor, dengan memiliki desain kontruksi yang juga dinamis dan menarik.

Penumpang dan Integrasi

Mengutip data Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin (September 2023), capaian penumpang Trans Banjarmasin seiiring dengan penambahan koridor dan armada tahun 2020 sebanyak 96.664 orang, tahun 2021 sebanyak 120.830 orang, tahun 2022 sebanyak 281.422 orang dan tahun 2023 sampai Agustus sebanyak 238.422 orang.

Baca Juga:  Stasiun Pondok Rajeg Diresmikan Menhub

Selain terhubung dengan Trans Banjarbakula juga terintegrasi dengan angkutan perairan. Ada 6 shelter air, yaitu Kampung Biru, Pasar Cemara, Banua Anyar, Menara Pandang, Balai Kota (Kantor Walikota Banjarmasin) dan Kubah Basirih.

Keberadaan shelter semacam halte bagi pengguna moda transportasi sungai itu guna mendukung pariwisata berbasis sungai dan integrasi moda transportasi sungai dan darat yang akan diterapkan Pemkot Banjarmasin.

Aplikasi Mobile

Dalam rangka peningkatan layanan, maka dikembangkan apilkasi mobile yang bertujuan untuk memberikan informasi serta panduan secara langsung pada penumpang dan dengan memberikan fitur tambahan yang memberikan informasi live akses traffic di Kota Banjarmasin, berita terkini kondisi Kota Banjarmasin hingga prakiraan cuaca dan fitur lainnya. Aplikasi itu disebut Banjarmasin Transport System (BTSGo) yang dapat diunduh di playstore secara gratis.

Tersedia juga fasilitas ruang kontrol berfungsi sebagai command center untuk memaksimalkan layanan Trans Banjarmasin dalam mengawasi secara real-time jalannya operasional mulai dari pengaturan rute, headway armada, jumlah armada yang akan disedikan pada masing-masing koridor hingga pada pengawasan aktivitas penumpang dan pengemudi melalui kamera cctv yang ada di dalam bus.

Pemkot Banjarmasin telah berinisiatif menyediakan layanan dasar Masyarakat perkotaan, yakni transportasi umum di tengah banyak pemda tidak mau membenahi angkutan umum di daerah dengan alasan fiskal rendah dan regulasi tidak mendukung.

Trans Banjarmasin masih memberikan layanan gratis, seperti halnya Trans Koetaradja di Banda Aceh. Program ini perlu ditiru oleh pemda yang lain, kemauan politik kepala daerah adalah kunci keberhasilan program ini yang mendapat didukung anggota DPRD.

(Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat)

Kirim Komentar