TREN WISATA SPONTAN PERCEPAT TARGET 1,4 MILIAR PERGERAKAN WISNUS DI TAHUN 2023

Wisata spontan yang menjadi tren wisatawan saat ini dalam memutuskan melakukan perjalanan wisata akan mempercepat pencapaian target 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di tahun 2023 dengan nilai kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) pariwisata di atas 4%.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, wisata spontan terjadi dikarenakan adanya pelonggaran aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) maupun Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

“Kesemuanya itu menjadi faktor pendorong bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan sewaktu-waktu atau secara spontan,” katanya dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang berlangsung secara hybrid dari Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (16/1/2023).

Menurut Sandiaga, wisata spontan atau biasa yang dikenal wisata yang instan ini semakin terpicu dengan pelonggaran aturan PPKM dan ingin wisata spontan jadi momentum untuk mengambil keputusan kebijakan-kebijakan untuk bisa disesuaikan.

Tren perjalanan wisata secara spontan, lanjutnya, secara kuantitatif memberikan kontribusi cukup besar dalam mendorong pergerakan wisnus.

Oleh karena itu, Menparekraf Sandiaga mengimbau agar ketersediaan kursi transportasi, seperti pesawat dan kereta harus ditingkatkan.

Kemenparekraf juga akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan berbagai pihak terkait penambahan ketersediaan kursi, baik dari luar maupun dalam negeri, serta penambahan kapasitas transportasi darat (kereta api, bus) dan laut.

“Menteri Perhubungan, Bapak Budi Karya Sumadi mengatakan, pemulihan tingkat penerbangan dalam negeri sudah mencapai 71%, sedangkan jumlah demand-nya belum maksimal, masih 40% sampai 50%. Penerbangan dari dan keluar negeri mencapai 33% sepanjang pemulihan pandemi,” ungkapnya.

Desa wisata diharapkan dapat menjadi destinasi utama para wisatawan spontan, mengingat selama libur Natal dan Tahun Baru, desa wisata menjadi pilihan banyak wisatawan.

Baca Juga:  DESA WISATA HANJELI SUKABUMI MASUK 50 BESAR ADWI 2022

Seperti Desa Wisata Tinalah di Kabupaten Kulonprogo, DIY, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 3.300 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 6.000 wisatawan sepanjang tahun 2022.

Pada Desa Wisata Sembungan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat peningkatan jumlah wisatawan dari 105.000 wisatawan pada tahun 2021 menjadi 140.000 wisatawan sepanjang tahun 2022.

Kunjungan wisatawan pada masa libur Natal dan Tahun Baru mencapai 5.500 wisatawan. Pemasukan dari penjualan UMKM turut mengalami kenaikan sebanyak 40% dari sebelumnya.

“Jadi nanti kita harapkan produk-produk ini bisa menampilkan promosi pariwisata, sehingga jika nanti ada orang yang cuci tangan melihat ada produk langsung tertarik untuk berwisata, melihat schedule kosong langsung berangkat, kalau ada meeting ubah meeting-nya jadi virtual meeting,” jelas Sandiaga.

Menparekraf juga menyampaikan tentang wacana harpitnas sebagai salah satu upaya mencapai target perjalanan wisatawan nusantara sebesar 1,4 miliar pada 2023.

Menurutnya, optimalisasi hari libur kejepit telah diajukan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

“Sudah kami ajukan juga di KemenpanRB, memang ada di Bu Nia Deputi Bidang Kebijakan Strategis bolanya ini, kita tahun ini dimulai mungkin dengan beberapa dulu, jangan semua hari libur. Misalnya hari libur yang jatuh di Sabtu dikedepankan hari Jumat atau dimundurkan di Senin kalau jatuh di Minggu,” tuturnya.

Sementara itu, kalau perayaan agama bisa di hari itu sendiri dan ini dampaknya bisa semakin dilihat dari lebih lama waktu untuk melakukan pergerakan wisatawan,” ujarnya.

Sandiaga optimistis libur di hari kejepit bisa meningkatkan produktivitas dan membuat pikiran menjadi lebih fresh.

“Telah terbukti melalui studi bahwa setelah long weekend itu kembali fresh dan produktivitasnya lebih tinggi dan itu sudah ada acuan dari keilmuannya,” ungkapnya. I

Baca Juga:  Kemenparekraf Siap Dukung Perkembangan Industri Spa di Bali

 

Kirim Komentar