Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng bersama jajaran Forkopimda dan perangkat daerah melakukan pemantauan terkait kesiapan pengamanan perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026).
Pemantauan tersebut guna memastikan kelancaran arus lalu lintas, kesiapan layanan dan keamanan masyarakat selama libur akhir tahun.
Beberapa titik yang dipantau adalah Posko Terpadu Gerbang Tol Kalikangkung, Pos PAM Bandara Ahmad Yani dan Pos PAM Terpadu Simpang Lima.
Usai pantauan, Wali Kota Agustina menyatakan bahwa berdasarkan hasil peninjauan di sejumlah titik strategis, kondisi arus lalu lintas yang masuk ke Kota Semarang masih relatif landai dan cenderung lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Dari pantauan di Kalikangkung, bandara, dan titik di tengah kota, arus kendaraan yang masuk ke Kota Semarang masih landai. Untuk penerbangan juga kondisinya relatif sama dengan tahun lalu,” ujarnya.
Namun demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tetap meningkatkan kewaspadaan. Puncak arus lalu lintas diperkirakan terjadi pada 24 Desember siang hingga 25 Desember, sehingga seluruh jajaran diminta terus siaga dan responsif.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyoroti pemanfaatan Aplikasi LIBAS, inisiatif Polrestabes Kota Semarang sebagai bagian dari sistem pengamanan dan pelayanan publik.
Melalui aplikasi tersebut, Wali Kota Agustina, masyarakat dapat mengakses bantuan kepolisian dengan cepat.
“Lewat aplikasi LIBAS, kita bisa memantau kondisi seluruh Kota Semarang. Kalau masyarakat membutuhkan pertolongan, bisa langsung lapor, dan rata-rata dalam waktu sekitar tiga menit sudah ada petugas yang datang untuk mengkonfirmasi,” jelasnya.
Di Pos Terpadu Gerbang Tol Kalikangkung, Agustina memastikan koordinasi lintas instansi berjalan optimal.
Posko tersebut terintegrasi dengan unsur Polri, Kementerian Perhubungan, Dishub, Basarnas dan unsur pendukung lainnya, sehingga siap merespons berbagai potensi kejadian.
“Yang paling penting bukan hanya kesiapan personel, tetapi juga pantauan jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Semarang melalui tol. Semua terintegrasi dan siap siaga,” tuturnya.
Terkait dengan fasilitas pendukung pemudik, Agustina menilai kesiapan rest area cukup memadai, termasuk layanan kesehatan.
“Kalau ada yang pusing atau membutuhkan bantuan medis, pos kesehatan sangat dekat dan siap melayani. Ini bagian dari antisipasi agar perjalanan tetap aman dan nyaman,” katanya.
Menjelang pergantian tahun, Agustina juga menyampaikan sikap Pemkot Kota Semarang terkait perayaan malam tahun baru.
Pemkot Semarang tidak merencanakan adanya pesta kembang api dan memilih mengedepankan doa lintas agama, serta kegiatan sosial.
“Kita ingin mengajak masyarakat untuk refleksi dan berdoa bersama. Doa akhir tahun itu penting, sebagai bentuk syukur atas perjalanan satu tahun dan harapan agar tahun 2026 menjadi lebih baik,” ungkap Agustina.
Doa lintas agama tersebut direncanakan melibatkan seluruh unsur keagamaan dan diakhiri dengan hiburan sederhana sebagai ruang kebersamaan warga.
Dia juga berpesan agar masyarakat tetap menjaga keselamatan selama perjalanan libur akhir tahun.
“Mudah – mudahan semua yang mudik atau bepergian diberikan kesehatan, keselamatan dan sampai tujuan dengan bahagia. Jangan lupa, kalau lewat Kota Semarang, mampir ya,” jelasnya. I






