Wakil Presiden (Wapres) RGibran Rakabuming Raka mengapresiasi berbagai inovasi riset dan hilirisasi produk herbal dan hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara (Sumut).
Hal ini diungkapkan Wapres ditemani istri Selvi Ananda dan didampingi Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu, usai meninjau Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung, Humbahas dalam keterangan resmi di Medan, Sabtu (17/5/2025).
Wapres menyoroti pengembangan komoditas lokal, seperti kunyit, bunga telang dan kentang yang sedang diuji untuk menghasilkan bioetanol dan produk turunan lainnya.
Menurutnya, hal ini mencerminkan kekayaan alam hayati Indonesia dan pentingnya suatu riset guna meningkatkan nilai tambah terhadap komoditas lokal itu.
Wapres Gibran juga memuji atas pengembangan hilirisasi tanaman kemenyan yang merupakan tanaman unggulan dari Kabupaten Humbahas.
“Saya rasa ini sangat luar biasa. Biasanya kita membicarakan hilirisasi nikel dan lain-lain, ini ada hilirisasi kemenyan. Ini sangat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kemandirian pangan nasional,” jelasnya.
Wapres juga menyampaikan bahwa penguatan sektor pertanian menjadi fokus utama Presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, diharapkan TSTH2 di Pollung, Humbang Hasundutan ini dapat menjadi pusat penyedia bibit unggul dalam negeri guna mempercepat swasembada pangan nasional.
Gibran juga meminta agar generasi muda dilibatkan secara aktif dalam pertanian dengan memanfaatkan pendekatan teknologi dan inovasi, seperti di TSTH2, Kabupaten Humbahas.
“Saya titip untuk anak – anak muda biar bisa lebih tertarik di pertanian untuk ke depan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Pandjaitan yang turut hadir menyambut kunjungan kerja Wapres Gibran dan rombongan menegaskan, bahwa TSTH2 ini berfungsi sebagai pabrik bibit nasional.
Menurutnya, bibit yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan lokal dan ditujukan untuk mengurangi ketergantungan impor.
“Jadi ini sebenarnya bahasa mudahnya adalah pabrik bibit, tidak perlu lagi impor,” jelas Luhut.
Kawasan TSTH2 berdiri di atas lahan seluas 500 hektare di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Sementara itu, kawasan ini dilengkapi fasilitas modern, seperti rumah kaca, rumah jaring, uji coba tanaman ekstraksi herbal, laboratorium pascapanen, tempat penyimpanan tanaman obat, dan fasilitas produksi biofertilizer atau pupuk hayati.
TSTH2 tengah mengembangkan hilirisasi kemenyan dan tanaman herbal lain, seperti kunyit dan bunga telang untuk produk fungsional. I