Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 10 jam, bantuan kemanusiaan Pemerintah Indonesia untuk Pemerintah Republik Sudan tiba di Port Sudan, Kamis (4/3/2024).
Pesawat berbadan lebar Garuda Indonesia tipe Airbus A330-200 yang membawa bantuan beserta delegasi Indonesia tersebut mendarat mulus di Bandara Internasional Port Sudan pada pukul 08.45 waktu setempat atau pukul 13.45 WIB.
Pengiriman bantuan ini dilakukan atas perintah Presiden Joko Widodo yang kemudian dibahas dalam Rapat Tingkat Menteri (RTM) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada Selasa (26/3/2024).
Dari keputusan rapat itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ditunjuk untuk melaksanakan misi kemanusiaan tersebut di bawah koordinator Kemenko PMK bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Adapun misi pengiriman bantuan kemanusiaan RI untuk Sudan ini dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Fajar Setyawan, yang ditunjuk oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto untuk mengawal dan memastikan semua jenis barang bantuan itu dapat diterima dengan baik oleh Pemerintah Republik Sudan.
Pada saat yang sama, Kepala BNPB juga tengah melaksanakan misi pengiriman bantuan kemanusiaan untuk Palestina melalui Pemerintah Mesir di Kairo.
Setibanya di Sudan, rombongan delegasi Indonesia beserta bantuan kemanusiaan disambut oleh Menteri Kesehatan Sudan Haitham Mohamed Ibrahim didampingi Dubes Inodnesia untuk Republik Sudan Sunarko dan jajaran.
Bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan, alat kesehatan, logistik dan beberapa barang sesuai permintaan Pemerintah Republik Sudan senilai kurang lebih Rp15 miliar dengan berat 12,44 ton, kemudian diturunkan dari lambung pesawat sesaat setelah mendarat.
Acara serah terima bantuan kemanusiaan itu dilakukan di ruang VIP Bandara Internasional Port Sudan, antara Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan dengan Menteri Kesehatan Sudan Haitham Mohamed Ibrahim, disaksikan jajaran Pemerintah Sudan, delegasi dari Indonesia lainnya yang meliputi Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi, Dubes Indonesia untuk Republik Sudan Sunarko, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Lilik Kurniawan, Asdep Kemenko PMK, Kemenlu dan KBRI Khartoum Sudan.
Mewakili Pemerintah Indonesia, Deputi Bidang Penanganan Darurat Fajar Setyawan menyampaikan rasa prihatin atas dampak yang ditimbulkan oleh konflik internal di Sudan.
Dia berharap semoga kedamaian segera terwujud, sehingga rakyat Sudan dapat menjalani kehidupan dengan damai seperti sebelumnya.
“Pemerintah Indonesia menyampaikan rasa prihatin atas dampak yang ditimbulkan oleh konflik internal Sudan dan berharap semoga perdamaian segera terwujud, sehingga masyarakat Sudan dapat menjalani hidup normal kembali dengan rasa penuh persaudaraan dan perdamaian,” kata Fajar.
Lebih lanjut, Fajar mengatakan pengiriman bantuan ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk selalu menjaga perdamaian dunia serta terlibat aktif dalam misi kemanusian baik akibat perang maupun bencana, sebagaimana yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat upacara pelepasan bantuan dan delegasi di Jakarta, pada Rabu (3/4/2024).
“Kehadiran delegasi beserta bantuan ini dapat dimaknai bahwa ini adalah bentuk komitmen Pemerintah Indonesia yang selalu berupaya untuk menjaga perdamaian dunia. Termasuk peran aktif kita yang selalu terlibat dalam misi kemanusiaan baik akibat perang maupun bencana alam,” jelas Fajar.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Sudan Haitham, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang terus menjaga komitmen dalam perdamaian dunia, sebagaimana yang dilakukan pada hari ini untuk membantu masyarakat Sudan yang tengah dilanda krisis akibat konflik internal.
“Terima kasih kepada seluruh yang terlibat, khususnya Kedubes Sudan di Jakarta dan KBRI Sudan. Ini bantuan yang kedua dari Indonesia, yang pertama dulu di bulan Desember dan kali ini datang lagi dengan jumlah yang lebih besar,” jelasnya.
Menurut Haitham, hal ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya hubungan baik antara Pemerintah Republik Sudan dan Pemerintah Indonesia yang terus dijaga hingga saat ini.
Menteri Kesehatan Sudan berharap semoga bantuan kemanusiaan ini dapat meringankan penderitaan masyarakat Sudan yang terdampak konflik internal.
“Kita semua tahu, pelepasan bantuan ini dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo, ini membuktikan bahwa Sudan dan Indonesia memiliki hubungan yang kuat. Semoga hubungan ini semakin kuat, khususnya di bidang kesehatan,” tuturnya. I