Probolinggo Bisa Jadi Kabupaten Industri Baru

Meskipun Probolinggo sebagai satu pemerintahan kabupaten belum memiliki Kawasan Industri (KI), tapi Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza meyakini bahwa daerah tersebut sudah memiliki potensi besar untuk berkembang di bawah pemerintahan Bupati Muhammad Haris dan Wakil Bupati Fahmi Abdul Haq Zaini.

“Dengan kepemimpinan Bapak Bupati dan Bapak Wakil Bupati Probolinggo, kami yakin bahwa daerah ini bisa keluar dari peringkat kabupaten miskin,” katanya.

Wamenperin Riza menjelaskan, pengembangan industri, terutama yang berfokus pada pengolahan produk pertanian, perkebunan dan perikanan lokal dapat menciptakan lapangan pekerjaan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Dia menambahkan bahwa dukungan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan kerja sama dengan investor akan menjadi kunci untuk mempercepat pembangunan di Kabupaten Probolinggo.

“Kesempatannya masih sangat besar dan dengan kepemimpinan Gus Haris dan Ra Fahmi, saya yakin dari pengalaman, dari network, serta dari dukungan yang ada, Insyaallah Kabupaten Probolinggo bisa menjadi salah satu kabupaten baru untuk menjadi kabupaten industri,” tutur Wamenperin Riza.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kini tengah berupaya untuk menarik investor dan membangun pabrik – pabrik yang dapat mengolah hasil produk lokal, guna memberikan nilai tambah dan membuka peluang kerja lebih banyak bagi masyarakat.

“Saya akan membantu mendatangkan investor ke Kabupaten Probolinggo, untuk membangun pabrik. Selain memiliki nilai tambah, tentu bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak dan tentu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Dengan langkah – langkah tersebut, Wamenperin Riza berharap Kabupaten Probolinggo dapat segera keluar dari status kabupaten termiskin dan mempercepat transformasi ekonominya menjadi salah satu kabupaten industri di Jawa Timur.

“Kalau ini terjadi, Insyaallah Kabupaten Probolinggo akan cepat menjadi kabupaten yang keluar dari jerat atau ranking kabupaten miskin ke-4 di Jawa Timur,” jelasnya.

Baca Juga:  Ekonomi Kreatif Nilai Tambahnya Capai 55,65% dari Target Tahun 2024

Maka dari itu, Kemenperin merangkul para wirausaha baru di Kabupaten Probolinggo dalam Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru (WUB) Industri Kecil LMEA, yang digelar di Hotel Bromo Park, Kota Probolinggo, Kamis (30/10/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Probolinggo Fahmi Abdul Haq Zaini menuturkan bahwa Pemkab Probolinggo menunjukkan komitmen konkretnya dalam memperkuat sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Sinergi Kemenperin dan Pemkab Probolinggi merupakan buah kolaborasi antara Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin dengan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo.

Sebanyak 100 peserta yang terdiri dari calon wirausaha baru dan pelaku industri kecil di bidang Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut (LMEA) mendapatkan pelatihan intensif.

Materi yang disajikan meliputi kewirausahaan, tata cara perizinan usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS) hingga sosialisasi akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disampaikan oleh perwakilan BRI Cabang Probolinggo.

Wakil Bupati Fahmi menegaskan bahwa kegiatan tersebut sejalan lurus dengan arah pembangunan daerah, apalagi Pemkab Probolinggo secara khusus menitikberatkan pada penguatan ekonomi rakyat melalui pengembangan industri kecil yang berbasis pada potensi lokal daerah.

“Dukungan seperti ini menjadi motivasi besar bagi masyarakat untuk terus berinovasi dan mandiri secara ekonomi,” ujarnya.

Dia menyebutkan, Pemkab Probolinggo berkomitmen penuh untuk terus memfasilitasi para pelaku UMKM dan industri kecil dengan tujuan agar mereka bisa naik kelas, baik melalui pendampingan, pelatihan maupun kemudahan akses perizinan dan pembiayaan usaha.

“Sinergi pemerintah pusat dan daerah seperti ini adalah kunci kebangkitan industri kecil yang tangguh dan berdaya saing,” kata Fahmi.

Kabupaten Probolinggo, yang masih tercatat sebagai salah satu daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa Timur, berkomitmen untuk keluar dari peringkat keempat kabupaten termiskin di provinsi ini.

Baca Juga:  Prabowo Mulai Hapus Utang 67.000 UMKM dengan Nominal Rp 2,5 Triliun

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, angka kemiskinan di Probolinggo mencapai 69,9%, sehingga saat ini tengah tancap gas agar bisa keluar dari angka kemiskinan, karena daerahnya kaya akan sumber daya alam.

“Kami berada di peringkat keempat termiskin, padahal kekayaan alam di Probolinggo luar biasa. Namun, kami tidak akan patah semangat dan terus berusaha untuk memperbaiki keadaan,” ungkapnya.

Wakil Bupati Fahmi menambahkan, walaupun beberapa komoditas unggulan, seperti bawang dan tembakau menempati peringkat dua terbesar di Jawa Timur, tetapi ekonomi kabupaten ini masih tertinggal.

“Oleh karena itu, pentingnya sentuhan industri untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Probolinggo,” tegasnya. I

Kirim Komentar