Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, Bank Jateng turut berkontribusi dalam pengolahan enceng gondok di Rawa Pening, Kabupaten Semarang.
Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Bank Jateng mendukung pelatihan dan penyediaan alat pengolahan enceng gondok menjadi bio briket dan paving block.
Bantuan alat pengolahan ini diserahkan langsung oleh Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dalam sebuah acara di Bukit Cinta, kawasan Rawa Pening, Banyubiru, Kabupaten Semarang, baru – baru ini.
Direktur Utama Bank Jateng Irianto Harko Saputro mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan, terutama dalam menghadapi tantangan ekologi seperti yang terjadi di Rawa Pening.
“Melalui program CSR ini, kami ingin memastikan bahwa enceng gondok yang selama ini dianggap sebagai gulma dapat diolah menjadi produk bernilai guna, memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, sekaligus membantu menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya.
Irianto menjelaskan bahwa dukungan yang diberikan, berupa pelatihan dan alat pengolahan enceng gondok menjadi bio briket, serta paving block, adalah bentuk nyata dari kepedulian terhadap pemberdayaan komunitas.
“Kami percaya bahwa dengan sinergi antara pemerintah, akademisi dan dunia usaha, inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan sosial dan lingkungan,” tuturnya.
Irianto juga berharap program ini dapat terus berkembang dan membawa dampak positif bagi masyarakat Rawa Pening, serta menjadi inspirasi bagi inisiatif serupa di berbagai daerah lain.
Bank Jateng akan selalu hadir dalam mendukung upaya yang bermanfaat dan berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Gubernur Luthfi menyampaikan apresiasi atas peran Bank Jateng dalam mendukung masyarakat setempat untuk mengolah enceng gondok menjadi bio briket dan paving block.
“Adanya paving block dan bio briket dari enceng gondok ini suatu kreativitas yang patut disyukuri. Saya harap kalau bisa lebih banyak menggunakan material enceng gondok, itu akan lebih bagus,” ujarnya.
Wakil Rektor UNS Irwan Trinugroho menambahkan, potensi besar enceng gondok di Rawa Pening sebagai bahan baku bio briket yang bisa dimanfaatkan secara luas.
Dengan dukungan alat pengolahan yang diberikan melalui CSR Bank Jateng, masyarakat memiliki peluang untuk meningkatkan ekonomi melalui pemanfaatan enceng gondok.
Irwan mengungkapkan bahwa nantinya Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa UNS ini akan bersifat tematik, dengan KKN ini fokus pada tema atau isu tertentu selama pelaksanaan kegiatan di lapangan.
“KKN yg dilakukan mahasiswa di Kabupaten Semarang nantinya salah satunya akan diwujudkan dalam bentuk pendampingan masyarakat dalam mengolah enceng gondok menjadi bio briket dan paving block dengan menggunakan alat pengolah tersebut,” ujarnya.
Saat ini, alat yang diberikan masih digunakan dalam skala rumah tangga, tetapi jika proses produksi dapat ditingkatkan secara massal, bio briket dari enceng gondok bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekitar Rawa Pening.
Selain ramah lingkungan, bahan baku yang tersedia melimpah membuat produk ini lebih ekonomis dibandingkan alternatif lainnya.
Program CSR Bank Jateng ini menunjukan bahwa dukungan dunia perbankan tidak hanya terbatas pada layanan keuangan, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan solusi inovatif bagi masyarakat dan lingkungan.
Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, dan sektor perbankan, pengolahan enceng gondok di Rawa Pening diharapkan semakin berkembang dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi warga setempat.
Sementara itu, Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang diproyeksikan masuk dalam salah satu bagian aglomerasi wisata berdampingan dengan Candi Borobudur dan Kopeng.
Bupati Semarang Ngesti Nugroho mengatakan siap mendukung Gubernur Luthfi yang akan membuat aglomerasi wisata Rawa Pening, Kopeng, dan Borobudur.
“Kami menyambut baik gagasan aglomerasi wisata yang menghubungkan Rawa Pening, Kopeng dan Candi Borobudur sebagai destinasi unggulan di Jawa Tengah. Rawa Pening memiliki potensi luar biasa, tidak hanya sebagai kawasan wisata alam tetapi juga sebagai pusat inovasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.
Selanjutnya, Bupati Ngesti menambahkan, dengan adanya konsep aglomerasi ini, pihaknya optimis kunjungan wisata ke Kabupaten Semarang akan meningkat, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
“Kami menunggu arahan lebih lanjut dari Gubernur Jawa Tengah dan akan memastikan pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Semarang selaras dengan prinsip keberlanjutan, serta kesejahteraan masyarakat setempat. Semoga inisiatif ini dapat membawa manfaat besar dan menjadikan Rawa Pening sebagai ikon wisata yang semakin dikenal luas,” katanya. I