Percepatan penanganan darurat bencana erupsi Gunung Ibu masih berlanjut, kali ini Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati turun langsung menyaksikan proses pemasangan rambu zona bahaya di beberapa lokasi di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.
Raditya dan jajaran BNPB serta Dandim 1501/Ternate selaku Komandan Posko melakukan pemasangan rambu zona bahaya yang berfungsi sebagai pengingat bagi seluruh warga bahwa sedang berada di zona bahaya.
“Kita memastikan bahwa desa yang direkomendasikan untuk dievakuasi, kita pasang rambu. Rambu-rambu ini berbentuk baliho dan menunjukan bahwa zona bahaya dan disebutkan bahwa dilarang masuk,” ujarnya.
Targetnya, dia menambahkan, enam desa dipasang rambu selesai dan harapannya masyarakat dipastikan tahu bahwa mereka sedang berada di zona bahaya.
Selain memasang rambu zona bahaya, proses evakuasi pun terus berlangsung, sekaligus secara paralel melakukan evakuasi.
Dia menjelaskan, selain memasang rambu, lalu menuju Desa Sangaji Nyeku untuk melihat langsung sirine yang ada di desa tersebut.
“Di sisi lain kita memastikan bahwa sirine yang dipasang di titik di wilayah desa tersebut berfungsi, karena sirine ini berbasis pada informasi yg ada di hulu,” ungkapnya.
Setelah memasang rambu, Raditya melanjutkan tinjauan dengan menyisir ke desa-desa yang perlu dievakuasi.
Desa pertama yang dituju adalah Desa Tuguis Kecamatan Tabaru, lalu melakukan berdialog dengan masyarakat agar bersedia untuk pindah ke tempat pengungsian yang lebih aman.
Kolonel Arm Adietya Yuni Nurtono selaku Komandan Posko yang memimpin proses evakuasi menyatakan, sejalan dengan proses evakuasi warga ke tempat pengungsian, jumlah pengungsi pun dipastikan bertambah.
“Kita masih melanjutkan proses evakuasi secara bertahap, kurang lebih 200 pengungsi yang dievakuasi dari desa,” ujarnya.
Merujuk data Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Gunung Ibu, hingga Sabtu (18/1) pukul 16.00 WIT, total sebanyak 184 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 404 jiwa telah diungsikan.
Adapun rinciannya, Pos Pengungsian Kantor Desa Tongute Sungi yang menerima warga Desa Borona berjumlah 10 KK/21 jiwa, Pos Pengungsian Gereja Tongute Sungi yang menerima warga Desa Sangaji Nyeku berjumlah 90 KK/226 jiwa, Pos Pengungsian SD Inpres Tongute Goin menerima warga Desa Tuguis berjumlah 11 KK/25 jiwa.
Selanjutnya, Pos Pengungsian Gereja Akesibu menerima warga Desa Togoreba Sungi sebanyak 27 KK/62 jiwa, Pos Pengungsian SMK Akesibu menerima warga Desa Togoreba Sungi sebanyak 36 KK/50 Jiwa, kemudian Pos Pengungsian SD Akesibu menerima warga Desa Soasangaji berjumlah 10 KK/21 jiwa.
Kolonel Arm Adietya menegaskan, masih menyiagakan personel dan kendaraan di desa-desa untuk terus melakukan proses evakuasi.
“Kita tempat personel di enam desa sekaligus truk untuk mengevakuasi. Kita tetap melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk mau dievakuasi karena sudah menjadi rekomendasi PVMBG bahwa enam desa tersebut tidak ada aktivitas,” tuturnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk segera mengungsi dan jangan takut akan keadaan rumah dan harta benda lainya. I