Digitalisasi Meteorologi Pertanian Penting bagi Petani

Digitalisasi ilmu meteorologi pertanian sangat penting agar petani dapat mengakses informasi cuaca secara luas dan tepat guna mendukung keputusan produksi yang efisien.

Menurut Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, meteorologi pertanian memiliki peran strategis dalam meningkatkan produksi pangan nasional.

“Pemanfaatan data cuaca dan iklim secara tepat dapat menjadi senjata pintar bagi para petani Indonesia dalam menghadapi tantangan produksi dan perubahan iklim,” katanya dalam Pelantikan Pengurus Pusat Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (Perhimpi) periode 2024 – 2029 di Kantor Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Jakarta.

Dia menjelaskan, ilmu meteorologi pertanian harus bisa didigitalisasi dan diakses secara luas, agar para petani, penyuluh, serta pelaku usaha pertanian lainnya bisa mengambil keputusan yang tepat dalam setiap tahap produksi.

Wamentan menekankan integrasi antara berbagai disiplin ilmu seperti meteorologi, ilmu tanah, pemupukan, hama hingga benih merupakan elemen penting dalam modernisasi pertanian.

“Semua disiplin ilmu ini adalah faktor X yang akan kita ramu menjadi kekuatan. Dengan pendekatan yang terintegrasi, produksi pangan nasional bisa kita dorong naik, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani,” jelasnya.

Sudaryono mencontohkan pentingnya informasi yang akurat bagi petani, terutama dalam hal waktu tanam, pemupukan dan panen, bahkan dengan prediksi cuaca yang tepat, petani bisa menghindari gagal panen dan memaksimalkan hasil pertanian.

“Misalnya, petani harus tahu bahwa jika menanam padi di minggu ketiga Agustus, maka risiko dan peluangnya. Semua itu hanya bisa diketahui dengan data yang presisi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Wamentan menyebutkan, BRMP memiliki peran penting dalam mengendalikan aspek teknis pertanian, mulai dari penyediaan benih unggul, pengelolaan irigasi, hingga distribusi pupuk.

Meski cuaca tidak dapat dikendalikan, dia menekankan bahwa dengan prediksi yang semakin akurat, kontrol terhadap proses produksi dapat diperkuat.

Baca Juga:  Penutupan Peparnas 2024 Libatkan 180 Penari

“Yang bisa kita kendalikan itu benih, pupuk dan irigasi, tapi cuaca, walau tidak bisa dikontrol, bisa kita prediksi. Semakin akurat prediksinya, semakin besar kendali kita terhadap produktivitas,” katanya.

Wamentan juga memberikan apresiasi terhadap peran penting para penyuluh dan tenaga ahli di lapangan, termasuk yang tergabung dalam Perhimpi.

Dia menyebutkan, mereka sebagai ujung tombak yang kerap bekerja dalam senyap namun memberikan dampak nyata.

“Banyak dari mereka tidak tampil ke permukaan, tapi justru menjadi penentu keberhasilan di lapangan. Mereka yang menemani petani setiap hari, yang memastikan dari proses tanam hingga panen berjalan lancar,” katanya.

Sudaryono juga meminta Ketua Umum Perhimpi yang baru Fadjry Djufry untuk terus mengawal agenda transformasi pertanian melalui pemanfaatan teknologi agrohidrometeorologi yang berbasis data dan inovasi.

“Petani dan penyuluh kita adalah pasukan tempur di lapangan. Mereka yang bertempur setiap hari demi kedaulatan pangan kita. Maka tugas kita adalah memastikan mereka dipersenjatai dengan ilmu, data, dan teknologi terbaik,” ungkapnya. I

 

Kirim Komentar