Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Surabaya terus mengupayakan agar pembangunan Fly Over Krian dan Kedinding agar dapat selesai sesuai target.
Hal ini dilakukan untuk mendukung operasional Jalur Ganda Mojokerto – Sepanjang yang sudah rampung dan dioperasikan per 1 Desember 2023.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menyebutkan bahwa kedua fly over ini dibangun untuk menghilangkan perlintasan sebidang pada Jalur Ganda Mojokerto – Sepanjang.
“DJKA selalu berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan perjalanan kereta api, termasuk melalui pembangunan perlintasan tidak sebidang,” kata Risal di Jakarta pada Sabtu (20/1/2024).
Perlintasan tidak sebidang yang dimaksud oleh Risal adalah persilangan antara jalan dan jalur rel kereta api yang dibangun terpisah melalui fly over maupun underpass.
Pembangunan perlintasan tidak sebidang merupakan upaya yang dilakukan DJKA untuk mengurangi perlintasan sebidang dan menekan angka kecelakaan yang melibatkan moda transportasi jalan dengan kereta api.
Sebagai informasi, fly over ini dibangun di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo dan Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo untuk menggantikan perlintasan sebidang dengan nomor registrasi JPL 64 dan JPL 79.
Per 14 Januari 2024, dapat dilaporkan bahwa progres pembangunan Fly Over Kedinding (pengganti JPL 79) sudah mencapai 93,5%, sedangkan Fly Over Krian (pengganti JPL 64) sudah mencapai 96,4%.
Pembangunan Fly Over Krian dimaksudkan untuk memecah kepadatan pada Simpang Lima Krian saat jam sibuk di pagi dan sore hari.
“Dengan beroperasinya jalur ganda, maka frekuensi kereta api yang melintasi simpang ini akan semakin bertambah, sehingga kami merasa perlu untuk mengamankan perjalanan kereta api, sekaligus memastikan keselamatan pengguna jalan melalui pembangunan fly over ini,” urai Risal.
Sementara itu, Fly Over Kedinding dibangun untuk meningkatkan keselamatan perjalanan KA, sekaligus memberi akses yang lebih aman untuk menghubungkan Desa Tarik dan Desa Kedinding.
Sebelum dibangun fly over ini, terdapat jalan penghubung antar desa yang terletak di emplasemen Stasiun Kedinding sehingga berpotensi membahayakan perjalanan KA dan mengancam keselamatan warga yang beraktivitas di sekitar perlintasan ini.
Adapun terkait pembangunan Jalur Ganda Mojokerto – Sepanjang, dapat disampaikan bahwa jalur ganda ini merupakan bagian dari pembangunan Jalur Ganda Selatan Jawa.
Selain pembangunan perlintasan tidak sebidang, pekerjaan proyek jalur ganda ini mencakup peningkatan jalur dan bantalan rel (semula R42 menjadi R54), peningkatan fasilitas operasi (persinyalan, telekomunikasi, dan kelistrikan), serta revitalisasi bangunan stasiun, jembatan maupun bangunan penunjang lainnya.
“Secara umum, pembangunan Jalur Ganda Selatan Jawa, merupakan wujud komitmen kami dalam meningkatkan keselamatan, kecepatan dan keandalan layanan kereta api, sehingga kami terus berfokus untuk menyelesaikan proyek ini pada ruas-ruas jalur lainnya,” jelas Risal. I