EMPAT PESAN UNTUK PEMBANGUNAN TOL YOGYAKARTA-BAWEN

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 76 km pada Sabtu (13/8/2022). (dok. pu.go.id)
Bagikan Artikel

Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 76 km yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Jalan tol ini telah dimulai pembangunannya pada awal 2022 untuk meningkatkan konektivitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan empat pesan kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), kontraktor dan konsultan pengawas dalam pelaksanaan konstruksi.

“Keempat pesan itu terutama terkait kualitas yang baik menjadi keharusan,” ujarnya saat meninjau pembangunan proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 76 km pada Sabtu (13/8/2022).

Jalan tol ini telah dimulai pembangunannya pada awal 2022 untuk meningkatkan konektivitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.

Menurut Menteri Basuki untuk empat pesan kepada BUJT adalah Quality is A Must. Perhatikan kualitas jalan tol, karena banyak contoh baik yang bisa kita tiru dan contoh buruk yang harus dihindari.

Selain kualitas, dia berpesan agar biaya pelaksanaan pembangunan bisa ditekan.

“Jangan over design atau over engineering yang mengakibatkan bengkaknya biaya tambahan. Tolong cari second opinion dari ahli yang kompeten. Review design sekaligus menjadi value engineering untuk proyek ini,” jelasnya.

Pesan ketiga Menteri Basuki adalan permintaan aspek estetika dan lingkungan betul-betul diperhatikan.

“Batasi cut and fill, tapi buat terowongan atau tunnel, seperti di area kebun kopi Banaran, Bawen. Penghijauan tebing diperhatikan, jangan ada tanah yang ditinggalkan,” ungkapnya.

Terakhir, Menteri Basuki juga menyampaikan pesan untuk BUJT bisa merumuskan strategi percepatan, sehingga seksi 1 dan 6 bisa tuntas konstruksinya tepat waktu di tahun 2024.

“Ruas tol Yogya-Bawen ini sangat penting dan menjadi prioritas Pemerintah,” jelasnya.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen nantinya terhubung dengan Jalan Tol Semarang-Solo, dan Jalan Tol Solo-Yogyakarta International Airport Kulonprogo, sehingga akan membentuk segitiga emas yang dapat meningkatkan perekonomian dan konektivitas wilayah, khususnya Jogjakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar).

Pembangunan jalan tol ini juga akan memperkuat posisi Yogyakarta dalam industri khususnya pariwisata yang akan semakin tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga akan meningkatkan peran Yogyakarta sebagai daerah untuk perkembangan ekonomi di Pulau Jawa bagian Selatan.

Nilai investasi yang cukup besar sekitar Rp14,26 triliun, membuat pembangunan jalan tol ini akan mendorong perkembangan ekonomi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Pembangunan jalan tol ini dilaksanakan oleh PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) selaku Badan Usaha Jalan Tol yang dibentuk oleh konsorsium pemenang lelang.

Jalan tol ini terdiri dari enam seksi, yaitu Seksi 1 Sleman-Banyurejo (8,25 km), Seksi 2 Banyurejo-Borobudur (15,26 km), Seksi 3 Borobudur-Magelang (8,08 km), Seksi 4 Magelang-Temanggung (16,26 km), Seksi 5 Temanggung-Ambarawa  (22,56 km), Seksi 6 Ambarawa-Junction Bawen terkoneksi Tol Semarang-Solo (5,21 km). I

 

Kirim Komentar

Bagikan Artikel