HOMESTAY DI MANDALIKA UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL

Pembangunan sarana hunian pariwisata (Sarhunta) di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tak hanya mendukung Destinasti Pariwisata Super Prioritas (DPSP), melainkan juga menjadi alternatif hunian bagi para wisatawan yang akan berkunjung.

Menjelang ajang balap internasional MotoGP pada Maret 2022, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merenovasi rumah warga dengan pola pemberdayaan, sehingga rumah layak untuk menjadi homestay di kawasan wisata.

Menurut Menteri PUPR Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, masyarakat setempat bukan hanya jadi penonton, tapi juga mendapat manfaat ekonomi dari sektor pariwisata.

“Tolong dirawat, dijaga dan dikelola dengan baik. Jangan sampai ada perang tarif. Saya pesan ditata lingkungannya dan dijaga kebersihannya,” ujarnya kepada pemilik homestay di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dalam rilis kementerian.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan homestay di Mandalika dilaksanakan oleh Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara Barat, Ditjen Perumahan melalui kegiatan peningkatan kualitas hunian layak atau dikenal dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

Proses pelaksanaannya bersifat pemberdayaan, sehingga masyarakat dilibatkan mulai dari mulai perencanaan teknis sampai kegiatan.

Sementara itu, Kepala BP2P NTB Rini Dyah Mawarty menjelaskan, secara keseluruhan pembangunan Sarhunta di DPSP Lombok-Mandalika sebanyak 915 unit.

Jumlah tersebut terbagi menjadi dua, yakni 300 unit di Kabupaten Lombok Tengah untuk mendukung ajang MotoGP di sirkuit Mandalika dan 98 unit di Kabupaten Lombok Utara.

“Untuk yang 398 unit semua peruntukannya sebagai homestay. Sisanya sebanyak 517 unit dilaksanakan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni di sepanjang koridor kawasan pariwisata Mandalika,” jelas Rini.

Pembangunan Sarhunita di DPSP Mandalika dilaksanakan sejak Mei 2020 dan telah selesai seluruhnya pada Desember 2020 dengan melibatkan 5.123 pekerja.

Baca Juga:  KEMENTERIAN PUPR BENAHI DELAPAN VENUE ASEAN PARA GAMES 2022

Biaya pembangunan bersumber dari APBN senilai Rp62,2 miliar dan dukungan keswadayaan senilai Rp10,8 miliar.

Menurut Rini, konsep bangunan rumah yang dibangun untuk homestay seluruhnya mengadopsi kearifan lokal seperti Bale Lumbung dan Bale Bonter. “Jadi konsepnya rumah lumbung dan berdasarkan kearifan Suku Sasak.”  I

Kirim Komentar