Ini Laporan Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada 31 Oktober 2025

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun informasi kejadian bencana di berbagai wilayah di Indonesia hingga 31 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB.

Berdasarkan laporan yang diterima, bencana kebakaran hutan lahan (karhutla), angin kencang dan banjir terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Salah satu kejadian banjir terjadi di Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Rabu, (29/10), sekitar pukul 19.00 WITA, menyebabkan Sungai Poh meluap.

Luapan sungai menggenangi ruas jalan, rumah warga, serta fasilitas umum di Desa Poh.

Banjir ini berdampak langsung pada kehidupan masyarakat setempat dan menimbulkan kerusakan material yang signifikan.

Dampak dari banjir tercatat sebagai berikut: sebanyak 50 Kepala Keluarga (KK) terdampak, dengan 50 unit rumah mengalami kerusakan.

Selain itu, 2 unit rumah Rusak Berat (RB), satu fasilitas pendidikan dan satu fasilitas kesehatan juga terdampak.

Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kabupaten Banggai diterjunkan ke lokasi terdampak dan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat.

Upaya tanggap darurat difokuskan pada pemenuhan kebutuhan mendesak, seperti logistik bantuan bencana dan personel untuk membantu pembersihan rumah warga, serta fasilitas umum yang terdampak.

Kondisi terkini banjir telah surut, warga Desa Poh mulai melakukan pembersihan rumah masing – masing dan ruas jalan yang sebelumnya tergenang.

Pemerintah Kabupaten Banggai bersama BPBD terus memantau kondisi pasca-banjir untuk memastikan pemulihan berjalan lancar dan warga dapat kembali beraktivitas secara normal.

Selain bencana banjir di Banggai, wilayah lain di Indonesia juga menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan, seperti yang terjadi pada Kamis, (30/10), pukul 18.30 WIB di Desa Salo Timur, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Penyebab kebakaran saat ini masih dalam penyelidikan pihak berwajib, dengan luas lahan terbakar diperkirakan 3,75 hektare dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Penanganan cepat dilakukan oleh Satgas TRC Pusdalops-PB BPBD Kabupaten Kampar bersama satgas gabungan.

Tindakan yang dilakukan meliputi penyekatan api, pemadaman, dan pendinginan area terdampak, dengan berbagai unsur, seperti BPBD Kabupaten Kampar, TNI/Polri, Camat Salo, Satgas DPKP, dan perangkat desa terlibat aktif.

Hingga Kamis malam, api berhasil dipadamkan. Kondisi cuaca di lokasi cerah berawan, memungkinkan tim gabungan untuk memastikan area terdampak aman dan melakukan pemantauan lanjutan.

Pemerintah Kabupaten Kampar bersama BPBD terus memantau situasi untuk mencegah potensi kebakaran susulan dan memastikan keamanan masyarakat sekitar.

Peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, pada Rabu, (29/10), pukul 14.00 WIB di Desa Merek, Kecamatan Merek, dengan luas lahan terbakar mencapai 20 hektare. Dilaporkan tidak menimbulkan korban jiwa.

Baca Juga:  BNPB Siapkan Langkah Pencegahan Kekeringan dan Karhutla di Jateng

BPBD Kabupaten Karo segera melakukan pemadaman dan assessment di lokasi terdampak dengan koordinasi bersama BPBD Provinsi Sumatra Utara untuk memastikan penanganan bencana berjalan efektif.

Hingga kini, api telah berhasil dipadamkan, dan pemerintah setempat terus memantau lokasi agar tidak terjadi kebakaran susulan.

Sementara itu, Wilayah Jakarta menghadapi banjir dan pohon tumbang akibat hujan lebat disertai angin kencang sejak Kamis (30/10).

Pos Sunter Hulu, Pos Pesanggrahan, dan Pintu Air Karet sempat berada pada status Waspada/Siaga 3, dengan tinggi genangan air antara 30 cm hingga 160 cm, yang mengganggu aktivitas masyarakat di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, Provinsi Jakarta.

Beberapa wilayah kini kondisinya mulai membaik karena air sudah surut. Di Jakarta Selatan, Cilandak Barat dan Pondok Labu sebagian besar sudah kering, Cilandak Timur surut di tiga Rukun Tetangga (RT), Kebagusan di Pasar Minggu surut di dua RT, sementara Lenteng Agung di Jagakarsa tiga RT sudah kering.

Pada Jakarta Timur, Kecamatan Kramat Jati (Kelurahan Tengah) sebagian besar genangan air sudah surut, hanya tersisa satu RT yang masih terdampak.

Meski banyak wilayah mulai membaik, beberapa kelurahan masih tergenang. Di Pasar Minggu, Pejaten Barat dan Jati Padang masih terendam 40 cm hingga 60 cm.

Pada Mampang Prapatan, Bangka satu RT tergenang 110 cm, Kuningan Barat satu 11 RT setinggi 35 cm hingga 110 cm dan Pela Mampang 10 RT dengan tinggi 30 cm hingga 50 cm, serta di Pancoran, Duren Tiga ada lima RT masih terendam 40 cm hingga 150 cm.

Selain genangan, hujan deras juga menyebabkan pohon tumbang di Kelurahan Pulo (Kebayoran Baru), menimpa 5 unit mobil dan menimbulkan satu korban meninggal, serta satu orang luka – luka.

Tim BPBD bersama instansi terkait segera mengevakuasi korban dan membersihkan pohon tumbang.

BPBD Jakarta bersama tim gabungan terus memantau wilayah terdampak, mengevakuasi warga, menyedot air dan memastikan saluran air berfungsi dengan baik.

Di sisi lain, curah hujan tinggi juga memicu banjir di Desa Sukalaksana dan Desa Sukakarya, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, sejak Kamis, (30/10) pukul 15.00 WIB.

Banjir ini terjadi akibat saluran air yang tidak mampu menampung debit air yang meningkat, dengan dampak 121 KK terdampak dan 121 unit rumah, satu fasilitas pendidikan dan tiga fasilitas daerah terdampak

Baca Juga:  Pengarusutamaan SPAB dalam Sistem Pendidikan Nasional

Upaya tanggap darurat dilakukan oleh BPBD Kabupaten Garut bersama Forkopimcam Banyuresmi, TNI, Polri, Dinas Sosial/Tagana, Dinas Pemadam Kebakaran, PMI, aparat desa, dan masyarakat.

Penanganan meliputi penyedotan air menggunakan mesin pompa, pembersihan lumpur di rumah warga dan fasilitas umum, serta pemantauan situasi dan pendataan dampak banjir di lapangan.

Masyarakat juga secara aktif membersihkan sampah di area jembatan untuk memastikan aliran Sungai Cibuyutan kembali lancar.

Hingga kini, air bercampur lumpur masih menggenang di beberapa halaman rumah dan fasilitas umum.

BPBD Kabupaten Garut terus memantau situasi, memastikan penanganan lanjutan berjalan dan membantu warga agar aktivitas masyarakat dapat segera kembali normal.

Selain peristiwa baru, BNPB juga memantau perkembangan bencana yang masih berlangsung, seperti banjir di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, sejak Rabu, (22/10) pukul 14.30 WIB, akibat hujan deras disertai angin kencang.

Hingga kini, tercatat tiga korban meninggal dunia, satu korban hilang, dan 134 jiwa mengungsi di tujuh lokasi pos pengungsian, dengan total terdampak mencapai 22.653 KK atau 40.452 jiwa di tiga kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan dan Gayamsari.

Ketinggian genangan di 17 titik bervariasi antara 10 cm hingga 90 cm, dengan beberapa titik terdampak parah di Muktiharjo Kidul, Genuksari dan Trimulyo.

Ribuan rumah terdampak, dan beberapa ruas jalan nasional, seperti Jalan Kaligawe, masih tersendat akibat genangan.

Penanganan darurat terus dilakukan oleh BPBD Kota Semarang, BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BNPB, meliputi evakuasi warga, pendirian pos dapur umum, distribusi logistik dan 1.000 nasi bungkus.

Selain itu, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dilaksanakan sejak 25 Oktober dengan 27 sorti penerbangan, menyebar NaCl dan CaO, yang berhasil menurunkan curah hujan hingga 85% di wilayah Jawa Tengah.

Status tanggap darurat banjir berlaku mulai 23 Oktober hingga 5 November 2025 sesuai Keputusan Walikota Semarang Nomor 300.2/1010 Tahun 2025, dengan pembentukan Posko Komando Penanganan Bencana.

Hingga Kamis, 30 Oktober, cuaca cerah berawan, tetapi air belum surut sepenuhnya dan lalu lintas di beberapa titik masih tersendat.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat memicu hujan lebat, banjir, angin kencang dna kebakaran hutan atau lahan.

Pantau informasi resmi dari BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah. Untuk mencegah kebakaran hutan atau lahan, masyarakat diminta untuk tidak membakar lahan dan menjaga kebersihan saluran air juga penting untuk mencegah banjir. I

 

Kirim Komentar