Dalam rangka menyambut 100 tahun Aspal Buton, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton.
Peluncuran ini menandai komitmen pemerintah untuk menjadikan Aspal Buton sebagai tulang punggung kebutuhan aspal nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan potensi cadangan aspal alam yang besar, Indonesia siap memperkuat sektor infrastruktur nasional dan menciptakan nilai tambah dari sumber daya alamnya sendiri.
Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Reni Yanita menyatakan, pengembangan Aspal Buton dapat memberikan dampak besar pada berbagai sektor di Indonesia.
“Aspal Buton adalah aset nasional yang memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung infrastruktur nasional. Melalui pemanfaatan ini, kita dapat meningkatkan kemandirian nasional dalam sektor aspal, mengurangi impor dan membuka lapangan kerja baru,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Aspal Buton merupakan satu – satunya aspal alam di Indonesia dengan cadangan yang sangat besar.
Sejak Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada tahun 2022 untuk mendorong hilirisasi, berbagai kementerian dan lembaga terkait telah bekerja sama mempercepat pemanfaatan Aspal Buton.
Potensi ini semakin strategis, mengingat pemerintah berupaya memenuhi sebagian besar kebutuhan aspal nasional dengan sumber daya domestik, sejalan dengan visi swasembada nasional 2030.
“Kami berupaya untuk terus membangun industri Aspal Buton agar dapat memberi dampak besar pada ekonomi dan pemerataan pembangunan di Indonesia, terutama di daerah, seperti Buton,” jelas Reni.
Kemenperin telah meluncurkan Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton di Jakarta beberapa waktu lalu.
Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton ini memiliki visi besar, yaitu Aspal Buton Menjadi Tuan Rumah Pasok Aspal Nasional 2030.
Untuk mencapainya, terdapat tiga misi utama yang dicanangkan, yaitu meningkatkan utilisasi industri Aspal Buton yang berkualitas, mendorong pertumbuhan industri aspal murni dan menciptakan ekosistem industri yang berbasis hijau.
Melalui langkah-langkah ini, pemerintah menargetkan peningkatan penggunaan Aspal Buton hingga 90% dari kebutuhan nasional, mengembangkan dua industri pengolahan aspal murni dan menyertifikasi sepuluh pabrik dengan standar industri hijau pada tahun 2030.
Saat ini, terdapat 37 pabrik pengolahan Aspal Buton yang tersebar di seluruh Indonesia dan memproduksi berbagai jenis produk, seperti B5/20, B50/30, CPHMA, pracampur, dan aspal murni, serta menyerap lebih dari 800 tenaga kerja.
Namun, pada periode 2019 – 2023, rata-rata penggunaan Aspal Buton dalam proyek nasional hanya mencapai sekitar 5%, sedangkan kebutuhan aspal lainnya sebagian besar masih dipenuhi melalui impor.
Dengan beroperasinya pabrik-pabrik ini secara penuh, diperkirakan substitusi impor dapat meningkat drastis dan berkontribusi pada pengurangan defisit perdagangan.
Untuk mengatasi tantangan rendahnya utilisasi Aspal Buton, Kementerian Perindustrian telah mengambil sejumlah langkah strategis sepanjang tahun 2024.
Langkah – langkah tersebut termasuk kegiatan business matching produk dalam negeri, koordinasi Dana Alokasi Khusus dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian PUPR, sosialisasi regulasi tata kelola, serta partisipasi di Konferensi 12th Malaysian Road Conference & Exhibition 2024.
“Selain itu, Kemenperin juga menyusun kajian teknologi dan keekonomian serta merencanakan revisi standar kualitas nasional (SNI) untuk menjamin mutu produk aspal yang dihasilkan,” kata Reni.
Pemerintah pun telah menetapkan sejumlah regulasi, seperti Peraturan Menteri PUPR Nomor 18 Tahun 2018 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2023, yang mendukung penggunaan Aspal Buton untuk proyek-proyek jalan nasional.
Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton ini juga bertujuan memperkuat koordinasi antarkementerian, memastikan konsistensi kualitas, dan menjawab tantangan pasar agar Aspal Buton dapat menjadi pilihan utama untuk pembangunan infrastruktur nasional.
Implementasi Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton ini adalah langkah besar untuk mencapai swasembada aspal yang berkelanjutan.
“Kami optimis bahwa dengan kerja sama dari berbagai pihak, Aspal Buton akan menjadi kekuatan utama dalam pembangunan infrastruktur nasional, membawa Indonesia lebih mandiri, kompetitif dan berdaya saing di masa depan,” tutur Plt Dirjen IKFT. I