Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) terus mengoptimalkan pengiriman Pekerja Migran Indonesia (PMI) terampil dengan menggandeng 26.000 pesantren Nahdlatul Ulama (NU) dan lebih dari 200 Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU).
Menurut Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, upaya menggenjot kompetensi PMI ini di antaranya dengan penandatanganan nota kesepahaman.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan antara Menteri Karding dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangkaian kegiatan Munas dan Konbes NU 2025 di Sultan Hotel and Residence, Jakarta, baru – baru ini.
“Nahdlatul Ulama sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia mempunyai lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,” katanya.
Sekitar 26.000 pesantren dan lebih dari 200 lembaga pendidikan tinggi di bawah amanat NU. “Ini yang akan kita semua kerjasamakan.”
Menteri Karding menjelaskan, selain mengenai penyiapan pendidikan dan pelatihan, penandatangan nota kesepahaman tersebut juga menyertai langkah – langkah pelindungan bagi Calon Pekerja Migran Indonesia (CMPI).
Bonus demografis yang dinikmati bangsa ini, lanjutnya, harus dioptimalkan sehingga dapat menciptakan generasi emas Indonesia.
Kesempatan tersebut harus diraih dengan menciptakan peluang – peluang, termasuk kebutuhan pasar luar negeri terhadap PMI yang kompeten.
“Menyambut Indonesia Emas 2045 dan revolusi industri 5.0, semua lembaga harus bekerja sama demi kesejahteraan di periode yang rawan ini. Banyak negara masih memulihkan ekonomi dari zaman pandemi Covid, dengan cara membuka diri kepada pekerja migran, termasuk dari Indonesia,” tuturnya.
Menteri Karding menambahkan, pekerja migran yang ditempatkan di luar negeri nantinya tidak akan mengalami keterbatasan, karena Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) telah menyiapkan strategi peningkatan kualitas kompetensi CPMI.
“Dari sinilah jaringan sekolah NU dapat ikut andil melindungi pekerja migran Indonesia dari sisi pendidikan,” tegasnya.
Dia menilai, pengetahuan dasar tentang isu global yang menjadi bagian dari pendidikan di lingkup pengajaran bisa menjadi bekal masyarakat yang hendak bekerja di luar negeri, termasuk menghindari modus-modus kejahatan yang semakin kreatif.
“Saya percaya organisasi pendidikan di bawah NU, dari pusat sampai tingkat kabupaten dan otonom masing – masing pribadi insan NU dapat menyambut tantangan kesejahteraan di masa depan. Saya berharap dari penandatanganan ini, ada hasil konkrit yang bermanfaat langsung kepada masyarakat,” ungkap Menteri Karding. I