KEMENTERIAN PUPR PROGRAMKAN SISTEM PENANGANAN BANJIR TERINTEGRASI

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat mendampingi Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sudewo meninjau langsung lokasi banjir beberapa di Jawa Tengah, Kamis (12/1/2023). (dok. pu.go.id)
Bagikan Artikel

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan menangani bencana banjir dengan sistem terintegrasi, terutama untuk di wilayah Kudus, Jepara dan Pati di Provinsi Jawa Tengah.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan hal tersebut saat mendampingi Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sudewo meninjau langsung lokasi banjir beberapa di Jawa Tengah, Kamis (12/1/2023).

Menurut Menteri Basuki, tinjauan ini merupakan instruksi langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menangani banjir di Kabupaten Kudus yang sudah berlangsung hampir dua pekan.

“Saya ditugaskan Presiden untuk melihat banjir di Kudus, Jepara dan Pati, karena sampai tadi malam banjir ini masih menjadi berita di berbagai media nasional. Jadi, harus ada program penanganan yang jelas untuk dilaporkan,” katanya.

Menteri Basuki menjelaskan, program pertama yang disiapkan untuk penanganan banjir di Kudus adalah peningkatan kapasitas Rumah Pompa Drainase Kencing yang masuk ke Sungai Wulan di Kecamatan Jati Kudus yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus.

“Kapasitas pompanya akan ditingkatkan 10 kali lipat dari hanya 500 liter/detik menjadi 4.500 atau 5.000 liter/detik untuk menangani banjir kawasan seluas sekitar 9 km2,” ujarnya.

Pekerjaannya, lanjut Menteri Basuki, akan dimulai dan juga selesai tahun ini tanpa harus memperluas rumah pompa yang saat ini ada sehingga tidak perlu pembebasan lahan.

Pada tahun 2023 juga akan segera dimulai pekerjaan normalisasi Sungai Wulan sepanjang 47 km.

“Normalisasi Sungai Wulan sudah kami programkan. Ini baru proses lelang/tender dengan perkiraan kebutuhan anggaran sebesar Rp1,4 triliun dengan perkiraan penyelesaian pekerjaan selama dua tahun,” jelasnya.

Selain Sungai Wulan, Menteri Basuki menyatakan, juga akan menyelesaikan normalisasi Serang Wulan Drainase 1 (SWD 1) dan Sungai Serang Wulan Drainase 2 (SWD 2), yakni sistem pengendali banjir di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara yang sudah mengalami pendangkalan sehingga tidak berfungsi optimal.

“Untuk SWD 1 saat ini sudah ditangani sepanjang 10 km dari total 32 km. SWD 2 sudah ditangani 7 km dari total 23 km dan tahun ini akan diselesaikan,” tuturnya.

Di antara SWD 1 dan 2 juga akan dilengkapi dengan collector drain atau saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit dari saluran air yang lebih kecil dan mengaktifkan saluran kali mati yang menghubungkan SWD 1 dan 2.

Selain itu, Menteri Basuki menambahkan, juga akan dibuatkan pintu air yang dilengkapi pompa.

Selanjutnya untuk penanganan banjir Kudus dan Pati, juga akan mengoptimalkan Pintu Air Wilalung yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda.

“Pintu air ini mengatur pembagian aliran Sungai Serang ke arah Sungai Juwana di Kabupaten Pati dan Sungai Wulan. Dahulu Juwana adalah daerah rawa buangan air (retarding basin), maka dari 11 pintu air, dua mengarah ke Sungai Wulan dan sisanya ke Juwana. Sekarang kami tutup yang ke Juwana, karena sudah berkembang permukiman,” kata.

Untuk penanganan di Sungai Juwana Kabupaten Pati, Menteri Basuki menjelaskan, tengah menyelesaikan normalisasi Sungai Juwana dan tanggul sungai sudah 10 km dan diteruskan 6 km lagi, termasuk Bendung Karet dengan volume 4,6 juta m3 yang sedang dikerjakan.

“Muara Sungai Juwana juga akan kita buka dan kita tata ulang karena banyak perahu yang bersandar, sehingga turut menghambat aliran Sungai Juana,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, untuk normalisasi Sungai Wulan akan menggunakan dana loan The Asian Development Bank (ADB).

“Saat ini, sedang persiapan loan ADB melalui program Flood Management and Coastal Protection Project,” jelasnya. I

 

Kirim Komentar

Bagikan Artikel