KEMENTERIAN PUPR UJI KEKUATAN BAMBU UNTUK DASAR KONSTRUKSI TOL SEMARANG-DEMAK

Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung, Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya melaksanakan pengujian untuk mengukur kelayakan bahan bambu sebagai suatu sistem matras guna meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak.

Menurut Kepala Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung Ferri Eka Putra, pengujian dilakukan untuk mempersiapkan bahan bambu yang akan digunakan sebagai konstruksi matras untuk mempercepat waktu konsolidasi pada tanah di lokasi konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak.

“Perbaikan kondisi tanah (soil improvement) melalui konstruksi matras bambu dilakukan karena konstruksi tanggul laut yang terintegrasi dengan jalan tol ini akan dibangun di atas tanah dengan klasifikasi very soft soil,” ujarnya dalam rilis kementerian.

Pengujian yang dilakukan terdiri dari dua jenis, yakni uji tarik sistem matras bambu dan uji lentur sistem matras bamboo.

Uji tersebut dengan tujuan untuk mengetahui perilaku dari bambu yang dirangkai menjadi kesatuan sebagai matras jika mengalami gaya tarik dalam arah horisontal serta gaya tekan pada arah tegak lurus.

Pengujian tarik sistem matras bambu dan uji lentur sistem matras bambu baru pertama kali dilakukan dan diharapkan dapat memberikan terobosan dalam solusi perkuatan tanah lunak yang murah dan tepat guna.

Dengan mempertimbangkan suasana pandemi Covid-19, kegiatan pengujian dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat dan juga disediakan fasilitasi penyaksian pengujian secara virtual atau live streaming.

Pengujian dilakukan sebagai bagian dari kegiatan Full Scale Trial Embankment pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang merupakan proyek Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-D.I. Yogyakarta, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR.

Kegiatan ini diprakarsai oleh PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (PPSD) selaku Badan Usaha Jalan Tol yang nantinya akan mengelola operasional dari Jalan Tol Semarang-Demak dan didukung oleh PT. Lapi ITB selaku perencana Rincian Teknik Akhir Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1.

Baca Juga:  Tinjau Bandara Soekarno-Hatta Menhub Cek Kesiapan Transportasi Udara pada Angkutan Lebaran 2024

Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak terintegrasi dengan tanggul laut dimana struktur timbunan di atas laut direncanakan diperkuat oleh matras bambu setebal 17 lapis.

Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah dilakukan juga dengan cara pemasangan material pengalir vertikal pra-fabrikasi atau PVD dan melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat Trailing Suction Hopping Dredger (TSHD).

“Metode itu diharapkan tidak hanya akan memberikan konstruksi tanggul laut terintegrasi dengan jalan tol yang efisien dari segi biaya, tapi juga dapat menyediakan infrastruktur yang handal dan berkesinambungan di masa yang akan datang,” kata Kepala BBPJN Jawa Tengah-D.I. Yogyakarta Satrio Sugeng Prayitno.

Tanggul laut terintegrasi dengan jalan tol ini merupakan konstruksi yang baru pertama sekali dilaksanakan di Indonesia sehingga hal ini pastinya akan menjadi tantangan bagi Kementerian PUPR dalam pelaksanaannya. I

 

Kirim Komentar