KKP Lakukan Inovasi Layanan Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan tiga inovasi layanan kelautan perikanan demi melaju dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) KKP I Nyoman Radiarta, ketiga inovasi tersebut adalah Pertama Loca Feed Community (LFC) yang merupakan inovasi dari Balai Riset Budidaya Ikan Hias (BRBIH) Depok.

Kedua, Bina Bos Panen (Budi Daya Ikan Nila Bioflok Metode Sipanen) inovasi dari BRPBATPP Bogor.

Ketiga, Aquaculture Terracing System (AQTES) dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Ambon.

“Tiga inovasi ini lahir dari semangat untuk menghadirkan solusi yang relevan bagi masyarakat dan pelaku usaha kelautan dan perikanan,” jelas Nyoman.

Dia menambahkan, inovasi itu bukan sekadar ide, tapi wujud keberpihakan KKP terhadap efisiensi, keberlanjutan dan kesejahteraan.

“Kami harap pencapaian ini dapat menginspirasi unit kerja lain untuk terus berinovasi,” ujarnya.

Nyoman menjelaskan, LFC merupakan inovasi pengolahan sisa makanan (food waste) rumah tangga, hotel dan restoran menjadi pakan ikan ramah lingkungan melalui biokonversi larva Black Soldier Fly.

Selain menekan emisi metan, inovasi ini menciptakan peluang usaha berbasis ekonomi sirkular.

Sejak dijalankan, BRBIH berhasil mengelola hingga 36 ton limbah organik per tahun, melibatkan masyarakat dalam pengelolaan limbah, sekaligus menyediakan pakan ikan alternatif yang ekonomis dan berkelanjutan.

Sementara itu, Bina Bos Panen lahir sebagai respon dari banyaknya kegagalan budi daya bioflok konvensional.

Inovasi ini menyederhanakan metode budi daya melalui pendekatan Sipanen, bahan flok praktis bernama Prebiomix dan pelatihan intensif.

Hasilnya, produktivitas meningkat empat kali lipat dan omset pelaku usaha melonjak dari Rp6 juta menjadi Rp25 juta per siklus.

Baca Juga:  KKP Perkuat Perizinan Berusaha di Pulau Kecil Melalui PP 28/2025

Inovasi ini telah direplikasi di berbagai daerah, mendukung kemandirian pangan dan ekonomi hijau.

AQTES yang merupakan sistem terasering untuk pendederan benih lobster laut, mampu meningkatkan kelangsungan hidup lobster dari 2% di alam menjadi 60% hingga 70%.

Inovasi ini juga menjadi program pelatihan berbasis SKKNI dan model penyuluhan di kawasan Smart Fisheries Village (SFV) Ambon, dengan tambahan keuntungan hingga Rp4,9 juta per tahun dari penjualan benih lobster.

KIPP menjadi ajang tahunan untuk mendorong inovasi pelayanan publik yang kreatif, solutif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Setiap kementerian/lembaga diminta mengajukan 15 inovasi unggulan.

Tahun ini, tiga dari 15 inovasi yang dikirim KKP berasal dari BPPSDM KP, sebagai bukti komitmen terhadap transformasi pelayanan publik berbasis solusi dan keberlanjutan. I

 

Kirim Komentar