Kementerian Koperasi meyakini bahwa Koperasi Merah Putih (KMP) minimal dapat menyerap 1,6 juta tenaga kerja dari 80.000 unit yang direncanakan dibentuk di seluruh Indonesia.
Menurut Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, hitung saja, jumlah pengawas, pengurus, pengelola ada sekitar 20 orang, dikali 80.000, berarti ada 1,6 juta orang terserap se-Indonesia.
“Belum termasuk anggota yang akan diajak sebanyak – banyaknya agar bisa produktif mengembangkan ekonomi desa,” ujarnya usai seminar nasional Refleksi Gagasan Koperasi Bung Hatta: Sebagai Upaya Mewujudkan Keadilan Sosial di Universitas Padjajaran Bandung.
Untuk KMP yang segera dibentuk dalam waktu dekat, kata Ferry, akan didorong dan ditargetkan tidak hanya menjadi koperasi simpan pinjam saja, akan tetapi menjadi koperasi yang produktif.
“Nanti hasil produksinya, hasil panen pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, itu kan dikelola oleh koperasi,” katanya.
Oleh karena itu, dia menambahkan, pemerintah menginginkan koperasi tidak lagi hanya mengelola usaha kecil, tetapi boleh masuk ke sektor pertambangan, perkebunan kelapa sawit dan bahkan punya pabrik.
“Dulu kita punya industri tekstil, pabrik tekstil, namanya gabungan koperasi batik, kita mau hidupkan lagi sekarang. Ada gabungan koperasi susu, kita akan bikin pabrik pengolahan susu, mulai dari pasteurisasi sampai produksi susu UHT. Jadi koperasi harus gede,” jelasnya.
Besarnya koperasi, Ferry menegaskan, sesuai dengan cita – cita salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia Muhammad Hatta yang idealismenya diulas dalam seminar ini, dengan poin yang didapat koperasi harus bisa mengakomodir anak muda dan menjadi sokoguru perekonomian nasional guna mengimplementasikan pasal 33 UUD 1945 yang mengamanatkan ekonomi Pancasila.
“Jadi gagasan kita tentang koperasi itu bisa hidup berkembang lagi dan kita sebagai generasi penerus tentu akan mengembangkannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Hatta Meutia Farida Hatta menilai seminar ini sangat penting, karena akan membuka wawasan generasi muda soal pentingnya koperasi.
Dia juga menyambut baik rencana pemerintah saat ini yang akan memajukan koperasi.
“Seperti tadi Pak Wamen mengatakan, menghidupkan kembali dan tentu sesuai dengan pikiran Bung Hatta, jadi kalau keluarga dan Yayasan Hatta, saya kira tugas kami adalah meneruskan apa yang di masa lalu belum tepat, jadi kami juga ingin peranan koperasi masuk ke masyarakat dan juga masyarakat siap untuk koperasi,” ujar Meutia.
Saudara dari Meutia Hatta yang juga jadi salah satu pembicara dalam seminar ini, Halida Hatta, mengingatkan koperasi adalah satu organ di mana orang per orang harus mau bekerja dan memiliki martabat.
“Jadi, tiap orang harus percaya pada martabatnya percaya pada kemampuannya lalu mau bekerja bersama untuk menghasilkan SDM yang bisa berembuk sama – sama untuk menghasilkan satu produk yang baik, kerja ekonomi yang baik karena ini masalah penghidupan organisasi,” tuturnya. I