Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubla Kemenhub) menunjukkan dukungan penuh terhadap pemberdayaan perempuan di sektor maritim dengan menghadiri acara penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Women in Maritime Indonesia (WIMA INA), Pertiwi Pertamina Shipping dan Mutiara Pelindo.
Kegiatan ini berlangsung bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan sektor maritim yang inklusif dan berkelanjutan.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitan yang hadir mewakili Ditjen Hubla, menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaborasi ini.
“Penandatanganan MoU ini adalah momen penting yang menjadi bukti nyata bahwa peran perempuan di sektor maritim semakin diakui dan dihargai. Kerja sama strategis ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi perempuan di sektor ini tetapi juga mendukung tercapainya visi Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Lollan Panjaitan menekankan pentingnya upaya meningkatkan kesetaraan gender di sektor maritim Indonesia yang selama ini dikenal sebagai dunia yang didominasi laki – laki.
“Kita patut berbangga bahwa per Januari 2024, terdapat 41.011 pelaut perempuan Indonesia, melebihi rata – rata global yang hanya 2%. Hal ini menunjukkan potensi besar perempuan Indonesia untuk memimpin dan berprestasi di industri ini,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan diskusi panel bertema Advancing Women Seafarers Role in Maritime Industry.
Lollan menegaskan pentingnya kolaborasi untuk mengakselerasi keterlibatan perempuan di sektor ini.
“Kesetaraan gender bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga membawa dampak positif bagi pertumbuhan sektor maritim,” tegasnya.
Data menunjukkan bahwa jumlah pelaut perempuan di Indonesia, yang merupakan negara penghasil pelaut terbesar ketiga dunia, terus meningkat.
Perkembangan teknologi dan digitalisasi di sektor ini turut membuka peluang baru yang sebelumnya belum terpikirkan.
“Perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu mendobrak batasan, menjadi kapten kapal, pakar kemaritiman, bahkan pemimpin perusahaan pelayaran. Kita harus terus memberikan dukungan agar mereka semakin berdaya,” tuturnya.
Lollan menjelaskan, langkah nyata yang telah diambil oleh Ditjen Hubla untuk mendukung peran perempuan, termasuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk tampil sebagai presenter dalam Cooperation Forum di Selat Malaka dan Singapura pada Oktober 2024 serta menjadi tuan rumah Women in Maritime – Biofouling Management Workshop yang akan digelar pada Maret 2025.
Menurutnya, Ditjen Hubla telah menunjukkan komitmen aktif dalam memperluas partisipasi perempuan di sektor maritim, sejalan dengan aksi nyata dari International Maritime Organization (IMO).
“Sebagai Dewan Anggota IMO, kami mendukung penuh inisiatif yang memungkinkan perempuan memainkan peran kunci di industri ini. Upaya kolektif diperlukan untuk menciptakan ekosistem maritim yang lebih adil dan inklusif,” ujarnya.
Lollan berharap bahwa acara ini menjadi platform untuk menghasilkan solusi konkret dan inovatif yang akan mendukung pemberdayaan perempuan di sektor maritim.
Dengan kolaborasi antara WIMA INA, Pertiwi Pertamina Shipping, Mutiara Pelindo dan dukungan dari pemerintah, tercapailah tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang maju, serta setara.
“Melalui kerja sama ini, saya yakin perempuan Indonesia akan menjadi motor penggerak perubahan, membawa semangat Hari Ibu untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia,” tuturnya. I