Fundamental ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan yang solid pada Triwulan II-2025 dengan didukung kinerja indikator utama, seperti PMI Manufaktur atau Purchasing Manager’s Index (Indeks Manajer Pembelian) yang membaik ke angka 51,5 pada Agustus 2025.
Selain itu, inflasi tetap terkendali di angka 2,31% pada Agustus 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 118,1 pada Juli 2025 dan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas yang pada Juni 2025 tumbuh 6,5% (yoy) mencapai Rp9.597,7 triliun.
Selain itu, sektor konsumsi rumah tangga menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pada Triwulan II/2025 dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Brueo (PDB) nasional mencapai 54,25%.
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan bersama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) kembali mempersembahkan periode diskon terbesar sepanjang tahun, khusus untuk produk-produk lokal, dalam rangkaian Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025.
“Kegiatan ini menjadi penting, terutama dalam momentum untuk mendorong UMKM, karena UMKM ini adalah salah satu kelas menengah di Indonesia,” jelas Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Kick Off Road to Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 di Graha Sawala Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).
Jadi, lanjutnya, ini perlu dipertebal adalah kegiatan yang mendorong kelas menengah, baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline, dalam hal ini pipeline-nya melalui e-commerce, maupun dengan konsumen. “Ini dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.”
Pada tahun ini, Harbolnas memasuki tahun ke-14 sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012.
Capaian Harbolnas tahun 2024 menjadi bukti konkret manfaat besarnya program ini, seperti total transaksi yang mencapai Rp31,2 triliun, meningkat 21,4% dibandingkan tahun 2023 dan kontribusi produk lokal mencapai sekitar 52% transaksi (Rp16,1 triliun), naik 31% dibandingkan tahun sebelumnya, serta partisipasi pelaku UMKM meningkat signifikan, seiring dengan adanya kampanye Bangga Buatan Indonesia yang terintegrasi di berbagai platform e-commerce.
Lebih lanjut, Indonesia juga terus mencatat pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dengan proyeksi Gross Merchandise Value (GMV) diperkirakan mencapai sekitar US$360 miliar pada tahun 2030.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai pasar digital terbesar di kawasan Asia Tenggara dan berpotensi dapat melesat dua kali lipat jika Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) selesai disahkan.
“Dalam ASEAN-DEFA diharapkan masalah tarif tidak mengganggu perekonomian digital di ASEAN. Karena ini penting untuk memperkuat intra-ASEAN trade. Intra-ASEAN trade yang paling baik tentu people-to-people, consumer-to-consumer, termasuk payment system,” ungkapnya.
Dalam DEFA itu salah satu yang low hanging fruit adalah terkait dengan digital payment yang saat sekarang QRIS sudah didorong oleh Bank Indonesia, bahkan sudah beyond ASEAN, Jepang pun sudah menerima QRIS.
Dengan mengusung tagline Nyatakan Cinta Nusantara, Harbolnas menegaskan diri sebagai aksi nyata dalam mendukung UMKM, membangkitkan rasa bangga menggunakan produk dalam negeri, dan memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional.
Harbolnas 2025 ditargetkan mencapai nilai transaksi sebesar Rp33 triliun hingga Rp35 triliun, meningkat 5-10% dari tahun lalu. Kontribusi produk lokal juga diharapkan mencapai sekitar 50% hingga 55% dari total target transaksi.
“Jadi dalam rangka Road to Harbolnas ini, kegiatan UMKM semakin didorong, terutama kampanye Bangga Buatan Indonesia. Dan tentu saya berharap bahwa produk Indonesia, platform Indonesia itu bisa meningkat. Jadi mulai dari produk, pipeline, sampai konsumennya bisa meningkat,” tutur Menko Airlangga.
Puncak selebrasi Harbolnas sendiri akan berlangsung pada 10 – 16 Desember 2025. Selama periode ini, masyarakat akan menikmati promo besar – besaran, showcase produk lokal unggulan dan kampanye kreatif yang mengajak konsumen untuk memilih, membeli, serta bangga pada karya anak bangsa.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut di antaranya Menteri Perdagangan Budi Santoso, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Hilmi Adrianto, serta jajaran pejabat eselon I Kementerian Perdagangan. I