PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, untuk menerapkan budidaya pertanian yang baik dan benar guna meningkatkan hasil pertanian yang lebih berkualitas dan berkelanjutan untuk mewujudkan swasembada pangan.
“Kami mengajak petani untuk berbudidaya yang baik dan benar, agar produktivitas meningkat,” jelas Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh saat membuka kegiatan Safari Makmur uji coba pupuk NPK padi gogo di Kabupaten Kuningan.
Dia menuturkan, budidaya pertanian yang baik dan benar sangat penting diimplementasikan oleh petani dan praktik tersebut dapat memberikan hasil pertanian yang optimal dari sisi produktivitas maupun penghasilan bagi petani.
Selain itu, dengan menerapkan pertanian yang baik dan benar, hal tersebut juga dapat berkontribusi pada percepatan swasembada pangan nasional.
”Pada program Safari Makmur ini kami mengajak bapak ibu jangan sembarangan tebar pupuk, karena perlu dilihat kurangnya apa, sama seperti kita kalau kurang sehat berarti kurang vitamin C, sama seperti di tanah juga seperti itu,” ungkapnya.
Dalam mengimplementasikan proses budidaya yang baik dan benar, Tri Wahyudi menyampaikan bahwa Pupuk Indonesia memiliki program kemitraan on farm berbentuk pengawalan dan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan yang didukung teknologi, yaitu Program Makmur.
Tri Wahyudi menambahkan, program yang memiliki kepanjangan bertajuk Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat, merupakan sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga dapat memberikan banyak manfaat bagi petani dalam meningkatkan produktivitas dalam mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
Melalui program Makmur, dikatakan Tri Wahyudi, petani dapat mengetahui kandungan hara tanah melalui fasilitas Mobil Uji Tanah (MUT) dengan tujuan petani memperoleh rekomendasi dosis pupuk sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanaman yang akan ditanam, sehingga petani dapat melakukan budidaya pertanian yang baik dan benar.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa program Makmur diinisiasi oleh Pupuk Indonesia dan diluncurkan Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN) Erick Thohir sejak Agustus 2021.
“Yang terus berlanjut sampai sekarang, di dalamnya ada dari SHS (Sang Hyang Seri) sebagai produsen benih, ada dari Pupuk Indonesia, ada dari Himbara untuk modal keuangan, kemudian ada PSI-TP Kementerian, ada offtaker dari Bulog sebagai kemitraan multipihak,” tuturnya.
Dia mengatakan, pada tahun 2025 Pupuk Indonesia memiliki target realisasi program Makmur di lahan seluas 500.000 hektare yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Seluas 200.000 hektare khusus untuk tanaman padi dan 300.000 hektare selebihnya adalah komoditas nonpadi, seperti tebu, singkong, kopi, kelapa sawit, hortikultura, dan lainnya.
Sementara itu, realisasi hingga tahun 2024, Pupuk Indonesia menjalankan program Makmur bersama Kementerian BUMN di lahan seluas 450.000 hektare dengan jumlah petani binaan yang terlibat lebih dari 200.000 petani.
Pada kesempatan ini, Tri Wahyudi mengimbau kepada para petani untuk berhati – hati dalam membeli pupuk agar tidak tergiur dengan harga pupuk yang murah, karena produk dapat dipalsukan, apalagi kasus ini banyak ditemukan di beberapa daerah, termasuk Jawa Barat.
Dia mencontohkan, Pupuk Indonesia memiliki produk dengan merek NPK Phonska dan menemukan produk pupuk di lapangan yang warnanya sama dengan NPK Phonska, merek hingga kemasannya sama dan memiliki nama Phoska, tetapi ketika diuji, tidak ada kandungan N atau Nitrogennya.
“Sebagai produsen pupuk, kami punya tanggung jawab secara korporasi, kami diawasi pemerintah, produksi kami juga diawasi dan kami memiliki standar SNI. Insyaallah tidak ada pupuk yang tidak standar dari Pupuk Indonesia,” ujarnya. I