Pria kelahiran Purworejo pada April 1987 ini sangat menikmati pekerjaannya di perhotelan. Bahkan, hampir semua departemen di hotel sudah pernah ditekuninya.
Tetuko Dieng Prakoso, nama lengkap dari Ticko Dieng ini. Utak-utik otomotif menjadi kegemarannya, selain hoby memasak.
Hal itu dikarenakan dia pernah bergelut dengan dapur saat ditugaskan ke bagian food & beverage product.
Kegemarannya mempunyai banyak relasi, menjadikan Ticko banyak teman dan saudara. Apalagi prinsip hidupnya bahwa banyak relasi, maka akan semakin banyak saudara.
Baginya, suka dan duka dalam pekerjaan adalah hal yang wajar. Namun, jika dihadapkan pada pekerjaan disaat padat kegiatan akan cukup merepotkan.
Misalnya, jika ada dua group melakukan dua kegiatan dalam satu hari, maka harus terjun langsung membantu tim operasional. “Istilahnya, kami harus loyalitas tanpa batas. Tetap dijalani, ini bagian dari pekerjaan,” tegas Ticko sambil tersenyum ceria.
Menurut si Butcher (pemotong daging), pekerjaan awal di perhotelan, motto hidupnya adalah “Mboten Pareng Sambat”, Bahasa Jawa yang artinya tidak boleh mengeluh.
Pekerjaan adalah berkah, tinggal dijalani dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, maka rezeki akan diperlancar Tuhan.
Hotel Noormans Semarang tempatnya bekerja adalah hotel untuk bersantai yang berada di dekat kafe, restoran, dan pertokoan. Bahkan, berjarak sekitar tiga kilometer dari wahana dan seluncuran air di Water Blaster.
Jadi cocok dengan Ticko. I