Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) dalam tahun 2021 siap memberikan sertifikasi kepada 60 desa wisata sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan desa.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu, sertifikasi desa wisata ini sebagai program berkelanjutan pada tahun 2020 dan pihaknya melakukan sertifikasi kepada 16 desa wisata.
“Pada tahun ini ditargetkan sertifikasi kepada 60 desa wisata,” ujarnya pada pembukaan “Bimbingan Teknis dan Workshop Online ADWI 2021” secara virtual, Minggu (18/7/2021).
Vinsensius menjelaskan, khusus penyelenggaraan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, hingga saat ini jumlah desa wisata yang telah mendaftarkan diri sebagai ADWI sebanyak 1.582 peserta dari berbagai daerah.
Agenda ADWI 2021 merupakan kegiatan yang memberikan energi positif bagi pariwisata di Indonesia.
“Dengan kegiatan ini kami optimis pariwisata kita bisa bangkit. Melihat animo pemerintah dan masyarakat terkait dengan pelaksanaan ADWI 2021 akan menjadi semangat dalam memberikan dorongan bagi kemajuan pariwisata di Indonesia,” katanya.
Kegiatan ini, Vinsensius menambahkan, juga salah satu program unggulan yang menjadi fokus Menparekraf, dalam pengembangan desa wisata di Indonesia yang tujuannya menjadikan menjadikan desa wisata sebagai destinasi wisata berdaya saing.
Sementara itu, Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno
berharap 1.831 desa wisata yang mendaftarkan diri dalam ADWI 2021 menjadi “Big Brother” puluhan ribu desa lainnya di Indonesia untuk berkembang.
“Selama ini, teman-teman di Kemenenterian Desa berjuang untuk mengangkat desa-desa yang ada di Insonesia, jumlahnya sekitar 75.000-an desa,” tuturnya pada kesempatan yang sama.
Desa wisata yang mendaftarkan diri dalam ADWI bisa menjadi “Big Brother” dari desa-desa lain untuk mengangkat desa-desa ini agar mereka memiliki 3C, yakni Commitment, Competent, dan Champion.
Menurut Sandiaga, terciptanya hal tersebut dapat membuat dan memastikan desa wisata menjadi episentrum dari pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke depannya.
Kemenparekraf/Baparekraf tengah mengerahkan semuanya untuk desa wisata, karena pandemi memaksa mereka untuk meningkatkan keterampilan, kolaborasi, dan inovasi agar desa wisata bisa menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi. I