JALAN TOL SEMARANG-DEMAK JADI PENGHUBUNG KAWASAN STRATEGIS

Jalan tol Semarang-Demak akan menjadi penghubung kawasan strategis, seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan kawasan pariwisata religi, khususnya di wilayah Demak, Jawa Tengah.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, kehadiran Jalan Tol Semarang-Demak juga diharapkan dapat semakin melengkapi konektivitas jaringan jalan di wilayah Jawa Tengah bagian Utara.

“Pembangunan jalan tol ini tetap memperhatikan aspek konstruksi, aspek waktu, dan aspek keuangan. Ini technical challenge, jadi harus benar-benar diperhatikan,” ujarnya saat meninjau progres pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak di Provinsi Jawa Tengah, Senin (4/7/2022).

Jalan Tol Semarang-Demak memiliki panjang 26,95 km yang dibangun dalam dua seksi melalui skema Kerja Sama Badan Usaha dengan Pemerintah (KPBU), yakni Seksi 1 untuk ruas Semarang/Kaligawe-Sayung  sepanjang 10,64 km menjadi porsi pemerintah (APBN) dengan kebutuhan biaya Rp10 triliun.

Sementara itu, Seksi 2 untuk ruas Sayung-Demak sepanjang 16,31 km adalah porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.

Untuk seksi 1 telah dilaksanakan kontrak dengan paket pekerjaan peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab untuk 1A, pekerjaan tanggul laut dan jalan utama, On/Off Ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung, serta rest area dan Gerbang Tol untuk 1B.

Selain itu, ada pembangunan Kolam Retensi Terboyo (± 189 hektare) dan Sriwulan (± 28 hektare), Rumah Pompa Terboyo, dan Sriwulan untuk 1C.

Pada seksi 1, tengah dilakukan trial embankment sepanjang 0,4 km dengan progres 7,63 % dan diharapkan selesai pada Januari 2023 hingga dua lapis timbunan dan dapat dijadikan acuan untuk pekerjaan tanggul laut pada paket kontraktual 1B yang pada Januari 2023 bertepatan mulai pekerjaan timbunan.

Jalan Tol Semarang-Demak terintegrasi tanggul laut dengan struktur timbunan di atas laut diperkuat dengan matras bambu setebal 13 lapis.

Baca Juga:  SINDIKASI KREDITUR TANDATANGANI FASILITAS KREDIT LAYANAN AIR BERSIH

Selain sistem matras bambu, penguatan kondisi tanah juga dilakukan dengan cara pemasangan material penyalir vertikal pra-fabrikasi (PVD) dan melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat Trailing Suction Hopping Dredger (TSHD).

“Diharapkan dengan pembangunan jalan tol yang terintegrasi tanggul laut ini, permasalahan banjir rob di Semarang Timur, khususnya Kaligawe-Sayung yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup signifikan dapat teratasi pada akhir tahun 2023 dengan terbangunnya tanggul hingga empat lapis timbunan dan beroperasinya Rumah Pompa pada Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan,” tuturnya.

Selanjutnya, untuk Seksi 2 saat ini sudah tahap konstruksi dengan progres mencapai 87,4% dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Pembangunan Seksi 2 dilaksanakan oleh PT PP-PT WIKA Konsorsium Maratama-Studi Teknik (KSO) dan Konsultan Supervisi PT Virama Karya (Persero) dengan biaya konstruksi sebesar Rp4,7 triliun. I

 

Kirim Komentar