Pemerintah Sosialisasikan Rencana Relokasi Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur melaksanakan sosialisasi rencana relokasi kepada korban terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah yang berkeliling pos pengungsian untuk menemui para Kepala Desa.

Pertemuan itu untuk memberikan penjelasan terkait dengan rencana relokasi warga terdampak dan menjaring masukan dari para pemimpin desa terkait pemindahan tempat tinggal, serta rekomendasi lokasi permukiman yang baru.

Menurut rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), zona aman Gunungapi Lewotobi Laki-laki berada 6 km dari puncak.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat enam desa yang direkomendasikan untuk direlokasi antara lain Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, Desa Nawakote di wilayah Kecamatan Wulanggitang, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura.

Keenam desa ini memiliki jarak dari kawah Lewotobi Laki-laki antara 4 km hingga 5 km.

Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Flores Timur mencatat total warga enam desa yang akan dipindahkan tempat tinggalnya sebanyak 2.209 Kepala Keluarga (KK).

“Kami mohon kepada Kepala Desa untuk membantu menyebarkan formulir pernyataan kesediaan relokasi ini kepada warga desanya, terutama kepada warganya yang saat ini sedang mengungsi mandiri di luar pos pengungsian,” ungkapnya.

Apabila warga tidak hafal NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK, lanjut Jarwansyah, maka tulis nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP) akan di cek di Dukcapil.

Pada kesempatan ini, dia menjelaskan kepada warga tentang skema relokasi yang dapat dipilih.

Opsi pertama adalah relokasi terpusat dimana lahan dan rumah disiapkan oleh pemerintah.

Opsi kedua adalah relokasi mandiri dimana warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan miliknya.

Baca Juga:  Pemerintah Dorong Respon Cepat Pascaerupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Adapun tipe rumah yang akan dibangun merupakan rumah tahan gempa RISHA tipe 36 dengan luas lahan per rumah 90 meter persegi.

Selain desa yang direkomendasikan untuk pindah, terdapat desa dengan daftar kerusakan rumah penduduk desa terdampak yang tidak direlokasi.

Ketiga desa tersebut adalah Desa Pululera, Desa Borukedang, dan Desa Boru.

Untuk rumah rusak terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki, pemerintah juga telah mempersiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak antara lain sebesar Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang dan Rp15 juta untuk rusak ringan.

Jarwansyah menekankan bahwa dana stimulan ini hanya diperuntukkan untuk pembangunan rumah dengan prosedur yang bertahap.

“Uang itu hanya boleh untuk membangun rumah, tidak boleh untuk beli motor, mobil, atau yang lainnya,” tegasnya.

Terhadap rencana relokasi ini, BNPB bersama dengan pemerintah daerah telah melakukan beberapa kali survei lahan relokasi.

Adapun tantangan yang dihadapi dalam pencarian lahan ini antara lain kelaikan lokasi dan adanya konflik sosial terkait tanah ulayat warga di wilayah Flores Timur.

Pemilihan lokasi relokasi pun mempertimbangkan kemudahan akses warga untuk bisa kembali mengolah aset-aset pertanian atau peternakannya di tempat yang lama.

Sosialisasi relokasi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Wakil Presiden Gibran Rakabuming saat meninjau pos pengungsian warga terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Pos Lapangan Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur pada Kamis (14/11/2024). I

 

 

 

Kirim Komentar