Indonesia – Jerman Jalin Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri

Pemerintah Indonesia dan Jerman terus menjalin kerja sama yang komprehensif, termasuk dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri kompetitif.

Hubungan diplomatik kedua negara telah terjalin baik selama tujuh dekade.

Jerman merupakan salah satu mitra ekonomi terpenting Indonesia di Eropa. Hubungan diplomatik kedua negara telah ada sejak tahun 1952.

Sebagai wujud sinergi Indonesia-Jerman, Kementerian Perindustrian melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menjalin kerja sama dengan Malikal Zentrum Institute (MZI), yang merupakan country representative dari Lembaga Senior Experten Service (SES) Jerman di Indonesia.

Kerja sama tersebut diimplementasikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Industri.

“Kerja sama ini bertujuan agar SDM yang dihasilkan unit pendidikan vokasi Kemenperin bisa memasuki pasar tenaga kerja Jerman,” kata Kepala BPSDMI Masrokhan di Jakarta, baru-baru ini.

Selanjutnya, untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar dengan sharing keahlian dan keterampilan dari expert Jerman yang kita laksanakan melalui program SES dan Ausbildung yang difasilitasi oleh MZI.

Adapun ruang lingkup kerja sama tersebut,antara lain akan diselenggarakannya pelatihan persiapan mengikuti program Ausbildung di Jerman bagi alumni unit pendidikan vokasi Kemenperin, serta promosi peluang kerja di industri Jerman.

“Saya berharap akan banyak program kerja sama yang berlanjut setelah penandatanganan MoU ini. Unit pendidikan dapat memanfaatkan dan meningkatkan kompetensinya melalui SES, sedangkan alumni yang berminat dapat belajar dan bekerja di Jerman melalui program Ausbildung,” tutur Masrokhan.

Ausbildung adalah sebuah program untuk mencetak SDM profesional spesialis sesuai standar kebutuhan industri terkini di Jerman.

Durasi program Ausbildung kurang lebih selama tiga tahun, tergantung dengan jurusan atau bidang keahlian yang dipilih.

Ada sekitar 348 jurusan atau bidang keahlian Ausbildung yang dapat diikuti oleh peserta pelatihan.

Baca Juga:  FORMULA E JADI MOMENTUM KEBANGKITAN EKONOMI DAN BUKA LAPANGAN KERJA

Selama di industri, peserta akan dibimbing oleh mentor profesional bersertifikat Meister, dan pada pertengahan dan akhir program peserta wajib mengikuti ujian kompetensi untuk memastikan bahwa peserta mencapai kompetensi yang menjadi standar industri Jerman.

Setelah lulus, peserta Ausbildung dapat kembali ke tanah air atau berkarir di Jerman.

Adam Pamma, Direktur Malikal Zentrum Institute (MZI) menjelaskan pengalamannya terkait pelaksanaan program SES dari Jerman ini berjalan.

“Sejak saya menjadi country representative SES di Indonesia dari tahun 2014, lembaga SES telah mengirim expert SES dari Jerman ke Indonesia sebanyak lebih dari 400 orang,” paparnya.

Hasil evaluasi menunjukkan tingkat kepuasan customer SES di Indonesia terhadap pendampingan yang dilakukan oleh SES expert dari Jerman mencapai lebih dari 98%.

Adam mencontohkan implementasi program Ausbildung di jurusan Teknologi Pengolahan Susu, dengan peserta belajar berbagai hal, seperti quality control raw material susu, proses pengolahan berbagai olahan susu, proses packaging, kebersihan, logistik dan distribusi produk, hingga bisnis teknologi pengolahan susu.

“Intinya, lulusan dari bidang keahlian ini akan memiliki pengetahuan luas tentang sektor industri susu baik sisi teknis maupun bisnis sesuai standar skill terkini yang dibutuhkan industri susu di Jerman,” kata Adam.

Selain itu, nota kesepahaman ini juga membuka peluang fasilitasi rintisan kerja sama unit pendidikan vokasi Kemenperin dengan unit pendidikan dan industri di Jerman, sehingga dapat meningkatkan daya saing serta kualitas SDM industri di mata dunia.

“Kami berharap nota kesepahaman yang kita tanda tangani hari ini dapat segera ditindaklanjuti melalui langkah langkah yang lebih konkret. Kami berterima kasih, karena telah dilibatkan dalam kerja sama terkait pengembangan SDM industri di Indonesia,” tutur Adam. I

Kirim Komentar