Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menginisasi peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai bukti kesiapan dan strategi Indonesia untuk memasuki era industri 4.0.
Adapun langkah strategis yang perlu ditempuh adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) industri dalam pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung terciptanya inovasi dan meningkatkan daya saing.
“Komponen terpenting pada proses transformasi digital, antara lain berupa kesadaran manfaat penggunaan peralatan digital, tidak hanya sekedar kemampuan adopsi teknologi, tetapi harus sejalan dengan perubahan mindset digital pada SDM di dalamnya,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta.
Guna mencapai sasaran tersebut, peningkatan kualitas SDM industri menjadi hal yang krusial dalam mengakselerasi penerapan Making Indonesia 4.0 dengan mengedepankan keterampilan untuk tetap selaras dengan permintaan industri saat ini.
Oleh karena itu, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menjembatani kebutuhan ketersediaan SDM tersebut dengan menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana melalui 13 pendidikan tinggi vokasi, sembilan SMK, serta tujuh Balai Diklat Industri (BDI) dengan spesialisasi dan kompetensi spesifik untuk membekali keterampilan secara mendalam.
Salah satu unit pendidikan tinggi tersebut adalah Politeknik Industri Petrokimia Banten. Memiliki kerja sama dengan industry, seperti PT Chandra Asri Petrochemical, siswa-siswi politeknik ini sudah memiliki ikatan kerja sehingga ketika lulus dapat langsung bekerja di perusahaan mitra.
Politeknik ini memiliki tiga program studi, yakni Teknologi Mesin Industri Petrokimia, Teknologi Proses Industri Petrokimia dan Teknologi Instrumentasi Industri Petrokimia.
“Politeknik Industri Petrokimia Banten telah memberikan akses pendidikan dengan layanan berupa pendidikan sistem ganda, berbasis kompetensi, memiliki kurikulum industri 4.0, memiliki pelatih di tempat kerja yang tersertifikasi internasional dan sarana yang standar industri,” ujar Sekretaris BPSDMI, Jonni Afrizon yang mewakili Kepala BPSDMI Masrokhan.
Penyelenggaraan pendidikan di Politeknik Industri Petrokimia Banten telah menggunakan pembelajaran sistem ganda (dual system) untuk menjamin lulusannya kompeten, yang link and match dengan kebutuhan industri, sehingga siap kerja, apalagi kurikulum yang diterapkan politeknik ini sudah berbasis industri 4.0.
Unit pendidikan tinggi Kemenperin lainnya, Politeknik APP Jakarta, menerapkan kurikulum industri 4.0 di sektor logistik.
Politeknik APP Jakarta telah memberikan akses pendidikan dengan layanan berupa pendidikan sistem ganda, berbasis kompetensi, telah menerapkan kurikulum 4.0, dibina oleh pelatih bersertifikasi internasional dan menyediakan sarana yang standar industri.
Politeknik APP Jakarta juga menggunakan desain pembelajaran link and match dengan mitra industri binaan Kemenperin.
“Pendidikan tinggi menjadi langkah awal yang akan menjadi pondasi SDM industri untuk dapat bersaing dan mendalami keterampilan yang dalam hal ini Politeknik APP Jakarta telah ditetapkan menjadi spesialisasi pada bidang logistik industri,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI), Wulan Aprilianti Permatasari pada PKKMB di Politeknik APP Jakarta.
Menurutnya, pembentukan generasi baru SDM industri harus memastikan mereka dapat mudah beradaptasi dan berketerampilan tinggi dan serba bisa dengan pengetahuan yang lebih luas mengenai pekerjaan mereka.
“Dengan munculnya teknologi baru dan munculnya budaya kerja yang lebih kolaboratif dan fleksibel, peran SDM di industri saat ini telah mengalami transformasi yang signifikan,” tuturnya.
Politeknik APP Jakarta merupakan sekolah vokasi industri yang memfokuskan pembelajaran untuk menghasilkan tenaga kerja yang andal dalam bidang teknologi industri.
Sekolah ini memiliki tiga program studi, yaitu Manajemen Logistik Industri Elektronika, Perdagangan Internasional Wilayah Asean dan RRT, Logistik, dan Manajemen Pemasaran Industri Elektronika. I