PEMBANGUNAN BENDUNGAN JLANTAH HARUS PERHATIKAN LINGKUNGAN

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meminta pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah harus memperhatikan aspek lingkungan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan, tidak hanya itu, para kontraktor dan konsultan pengawas juga harus meningkatkan metode kerja.

“Manajamen konstruksi dan metode kerjanya agar lebih ditingkatkan dan lebih memperhatikan kelestarian lingkungan. Misalnya, dalam penanganan sisa material (disposal) dan penanganan lereng/tebing. Jangan menebang pohon jika tidak diperlukan,” katanya usai meninjau pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (13/11/2022).

Menurut Menteri Basuki, lebih sulit untuk mengembalikan fungsi lingkungan yang rusak atau terdegradasi, dibandingkan menjaganya dengan baik.

“Dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit untuk mengembalikan kondisi lingkungan,” ujarnya.

Metode kerja, lanjut Menteri Basuki, juga perlu memperhatikan ketelitian dalam setiap aspek pekerjaan.

“Kualitas bangunan tidak hanya dilihat dari major construction tetapi juga pekerjaan detail untujk estetika, misalnya pekerjaan penataan lansekap hijau atau taman,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menyatakan, kontraktor dan konsultan pengawas juga harus menaruh perhatian besar terhadap kondisi cuaca dan iklim yang berdampak pada keamanan konstruksi.
“Konsultan harus bisa memutuskan kapan konstruksi harus dihentikan sementara karena hujan ekstrem, mengingat lokasi bendungan yang berada di dataran tinggi seperti halnya Bendungan Ciawi,” jelasnya.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama menuturkan, Bendungan Jlantah dengan kapasitas tampung 11 juta m3 akan mengairi 1.500 ha persawahan di Daerah Irigasi (DI) Tlobo dan DI Bondokukuh.

“Juga sebagai sumber air baku sebesar 150 liter/detik, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW, reduksi banjir, serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar,” tuturnya.

Baca Juga:  KEMENTERIAN PUPR KEMBANGKAN TPA SAMPAH DENGAN SISTEM SANITARY LANDFILL

Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Adhi Karya melalui skema KSO dengan nilai kontrak Rp965 miliar dan masa pelaksanaan 2019-2023. Saat ini, progres fisik bendungan mencapai 47,77%. I

 

Kirim Komentar